Akhirnya, semen baturaja jadi datang juga



Jakarta. Tak lama lagi, kita akan melihat sepak terjang PT Semen Baturaja Tbk di lantai bursa. Setelah sempat lama tertahan di DPR-RI, Februari 2013 lalu, para politisi Senayan memberi lampu hijau initial public offering (IPO) BUMN tersebut. Lalu, pada Mei 2013, peraturan pemerintah soal IPO Semen Baturaja pun diteken Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Trio BUMN, Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas, menjadi penjamin emisi. Rencananya, perusahaan semen pelat merah ini pun bakal melepas maksimal sekitar 2,34 miliar saham (23,76% ekuitas perusahaan). Dari jumlah sebanyak ini, sekitar 19,17 juta saham atau 0,82% dialokasikan untuk program employee stock allocation (ESA). Lalu, sebanyak 162,32 juta saham atau setara 1,65% untuk management stock option plan (MSOP).Dus, dikurangi jatah untuk para karyawan dan manajemen Baturaja, saham IPO yang bisa diperebutkan publik maksimal tinggal sekitar 2,16 miliar saham atau 21,29%. Yang jatuh ke tangan investor lokal, bisa lebih kecil lagi. Sebab, saham Baturaja juga ditawarkan ke investor asing di Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Sebagian besar saham masih dikendalikan pemerintah, yakni 76,24%.Saham perdana perusahaan lem beton ini ditawarkan di rentang harga Rp 500–Rp 685 per saham. Artinya, perseroan ini akan mendapatkan hasil dari IPO Rp 1,16 triliun–Rp 1,6 triliun. Bagusnya, seluruh dana IPO yang diperoleh akan digunakan untuk pembangunan pabrik semen baru di Baturaja, Sumatera Selatan. Rinciannya, 25% untuk pengadaan dan pengembangan lahan, sekitar 70% untuk pembelian mesin dan peralatan utama. Sisanya, untuk peralatan elektronik, otomasi, rekayasa, dan desain.Pembangunan pabrik baru itu diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 2,6 triliun. Selain dari IPO, Baturaja mengandalkan pinjaman bank serta kas internal. Soal ini, manajemen Semen Baturaja memang tak perlu khawatir. Sebab, kemampuan pendanaan Semen Baturaja cukup bagus.Berdasarkan posisi keuangan per 31 Desember 2012, rasio liabilitas terhadap ekuitas Baturaja mencapai 25,62%. Sebagai perbandingan, dalam periode yang sama, rasio perusahaan sejenis yang lebih dulu melantai, ambil contoh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) jauh lebih tinggi, yakni 46,32%.Sementara itu, kas dan setara kas yang dimiliki Baturaja mencapai mencapai Rp 498,447 miliar. Artinya, selain memiliki dana internal yang memadai, Baturaja merupakan perusahaan yang seharusnya cukup sehat di mata bankir.Tambahan kapasitasBila Anda menimbang untuk berburu saham perdana Semen Baturaja, perlu Anda ketahui, pabrik yang didanai dari hasil IPO tersebut akan beroperasi pada akhir 2016. Itu artinya, Anda harus bersabar menunggu lonjakan kinerja Baturaja. Tentu, dengan asumsi, tidak ada perubahaan pada struktur biaya, harga jual, dan permintaan.Yang jelas, keberadaan pa-brik baru tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan ini dari 1,25 juta ton per tahun pada saat ini, menjadi 3,85 juta ton per tahun.Dan, ingat pula, kendati meningkat, kapasitas produksi Semen Baturaja tetaplah yang termini di antara emiten produsen semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai perbandingan, analis Reliance Securities Christine Natasya mencatat, kapasitas produksi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sekarang, mencapai sekitar 9,5 juta ton per tahun.Tahun ini, investor cuma bisa mengharapkan pertumbuhan kinerja dari pengoperasian pa-brik penggilingan (cement mill) dan pengantongan semen (packer) baru di Baturaja. Pada pertengahan tahun ini, pabrik baru ini akan menambah kapasitas produksi sebesar 750.000 ton per tahun. Jadi, total kapasitas produksi Semen Baturaja akan menjadi 2 juta ton.Sebagai informasi, perusahaan yang berkantor pusat di Palembang ini sekarang memiliki pabrik di tiga lokasi. Di Palembang, Semen Baturaja memiliki pabrik penggilingan dan pengantongan semen berkapasitas 350.000 ton per tahun. Sementara di Baturaja, perseroan ini mempunyai pabrik yang memproduksi terak (clinker) dengan kapasitas 1,2 juta ton. Di lokasi ini pula, mereka memiliki pabrik penggilingan dan pengantongan semen berkapasitas 550.000 ton semen per tahun. Satu pabrik lagi berada di Panjang, Lampung, berupa pabrik penggilingan dan pengantongan berkapasitas 350.000 ton per tahun.Kinerja menguatBerbekal rencana tadi, manajemen Baturaja menargetkan penjualan tahun ini bisa mencapai 1,5 juta ton, lebih banyak dari penjualan 2012 yang sebanyak 1,23 juta ton. Tambahan 270.000 ton tentu saja berasal dari cement mill anyar mereka. Sebagai informasi, karena baru beroperasi pada pertengahan tahun, kontribusi dari fasilitas produksi anyar tersebut memang belum akan maksimal.Direktur Utama Semen Baturaja Pamudji Rahardjo memproyeksikan, Semen Baturaja bisa meraup pendapatan hingga Rp 1,4 triliun atau naik 27,27% dari realisasi tahun lalu. Sementara, laba bersih diperkirakan bisa naik dari Rp 299 miliar menjadi Rp 375 miliar.Menurut analis Sucorinvest Central Gani Gifar Indra Sakti, pada kisaran harga Rp 500–Rp 685 per saham, price to earning ratio (PER) 2013 Baturaja mencapai 15,4 kali hingga 21,1 kali. Sebagai pembanding, PER rata-rata industri di 2013 sebesar 20,2 kali.Gifar dan Christine merekomendasikan beli saham Semen Baturaja. Cuma, Christine memberikan catatan. Saham produsen semen yang satu ini sebaiknya dialokasikan untuk investasi jangka panjang. “Tahun 2016 ekspansi pabrik baru selesai, sehingga pada 2017 baru akan terlihat produksi yang signifikan,” jelas Christine.***Sumber : KONTAN MINGGUAN 36 - XVII, 2013 Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Imanuel Alexander