KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui vaksin Covid-10 milik AstraZeneca dan Universitas Oxford untuk penggunaan darurat. Ini dilakukan guna memperluas akses vaksinasi untuk vaksin Covid-19 yang relatif murah di negara berkembang. "Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi cepat vaksin. Tapi kami masih perlu meningkatkan produksi," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO dalam jumpa pers, Senin (15/2). "Kami terus mengimbau kepada para pengembang vaksin Covid-19 untuk menyerahkan berkas mereka ke WHO guna ditinjau pada saat yang sama ketika mereka menyerahkan kepada regulator di negara-negara berpenghasilan tinggi," tambah dia.
Dalam pernyataannya, WHO menyatakan telah menyetujui vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India. "Pada paruh pertama 2021, diharapkan lebih dari 300 juta dosis vaksin akan tersedia untuk 145 negara melalui COVAX, sambil menunggu pasokan dan tantangan operasional," kata produsen obat Inggris itu dalam pernyataan terpisah setelah pengumuman persetujuan tersebut. Persetujuan ini muncul beberapa hari setelah panel WHO memberikan rekomendasi sementara tentang vaksin tersebut. Di mana, dua dosis dengan interval sekitar 8 hingga 12 minggu harus diberikan kepada semua orang dewasa, dan dapat digunakan di negara-negara yang memiliki virus corona varian Afrika Selatan. Baca Juga: Wujud kehati-hatian, ini aturan vaksinasi Covid-19 bagi lansia Kajian WHO menemukan bahwa vaksin Astrazeneca memenuhi kriteria keamanan yang "harus dimiliki", dan manfaat kemanjuran nya melebihi risikonya. Vaksin milik AstraZeneca dan Oxford ini dipuji karena lebih murah dan lebih mudah didistribusikan daripada beberapa saingan, termasuk Pfizer / BioNTech, yang terdaftar untuk penggunaan darurat oleh WHO pada akhir Desember.