Akibat banjir di Kalimantan, produksi dan distribusi batubara tersendat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2021 dibuka dengan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah, termasuk di Kalimantan. Banjir di provinsi penghasil utama batubara itu merendam sejumlah daerah, terutama di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, faktor cuaca seperti curah hujan yang tinggi menjadi penghambat kegiatan operasional penambangan batubara. Kata dia, banjir yang terjadi dihampir seluruh Provinsi Kalsel dan dibeberapa wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akan berdampak cukup signifikan terhadap kegiatan operasional.

Hambatan operasional itu pun selanjutnya berdampak terhadap pasokan batubara. "Menurut laporan yang kami terima dari beberapa penambang, hampir separuh tambang di Kalsel terdampak banjir yang menggenangi pit (lubang tambang). Banjir juga berdampak terganggunya akses transportasi batubara ke pelabuhan, juga akses supply logistik dan mobilitas karyawan," terang Hendra kepada Kontan.co.id, Minggu (24/1).


Alhasil, dampak dari banjir tersebut bisa mengganggu pasokan untuk ekspor serta bisa berdampak terhadap kelancaran pasokan batubara ke beberapa pembangkit listrik (PLTU) dan supply ke industri domestik lainnya.

Baca Juga: Usai akuisisi 2 perusahaan tambang nikel, ini rencana bisnis Resource Alam Indonesia

Menurut informasi yang sampai ke APBI, dikabarkan bahwa ada beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan notifikasi force majeure atau keadaan kahar dalam memenuhi komitmen penjualan batubara.

Namun, Hendra menegaskan bahwa sebagian besar perusahaan batubara pemegang izin di Kalsel bukan merupakan anggota APBI. "Anggota kami total sekitar 90-an perusahaan yang berlokasi di beberapa provinsi," imbuhnya.

Dalam catatan Kontan.co.id, ada 91 produsen batubara yang menjadi anggota APBI di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, ada 17 perusahaan pemegang PKP2B dan IUP anggota APBI yang berlokasi di Kalsel. Adapun, jumlah pemegang izin di Kalsel secara keseluruhan lebih dari 180 perusahaan.

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur memang merupakan provinsi utama yang menyumbang produksi batubara nasional. Dari rencana produksi pada tahun 2020, misalnya, produksi batubara dari Kalimantan Selatan direncanakan sebanyak 64,83 juta ton. Angka itu setara dengan 31% dari target produksi nasional pada 2020, dan menempati urutan kedua. Hanya kalah dari Kalimantan Timur dengan rencana produksi 82,2 juta ton.

Selanjutnya: Arutmin sebut pembukaan lahan besar-besaran dapat menjadi penyebab banjir di Kalsel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .