Akibat el-nino, laba LSIP turun 4,9% di 2016



JAKARTA. Emiten crude palm oil (CPO) PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan penurunan laba tahun kemarin sebesar 4,9% menjadi Rp 593,9 miliar. Hal ini disebabkan penurunan produksi TBS (tandan buah segar) dan CPO akibat dampak El-nino yang terjadi tahun 2015.

Dalam laporan keuangan 2016 yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan mengalami penurunan 8,2% menjadi Rp 3,8 triliun dari Rp 4,1 triliun pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan penurunan penjualan dari produksi sawit meskipun ada kenaikan pada harga rata-rata minyak.

“Kenaikan harga pada 2016 terjadi akbiat El-nino yang mengurangi pasokan produksi sawit. Penurunan penjualan dari produksi karet dan benih bibit sawit juga berkontribusi terhadap penurunan penjualan padaa tahun 2016,” ujar Sekretaris Perusahaan LSIP, Endah R Madnawidjaja dalam keterangan resmi, Rabu (1/3).


Tercatat produksi sawit berkontribusi 91% terhadap penjualan LSIP, diikuti oleh produksi karet yang berkontribusi sebesar 5%. Kemudian benih bibit sawit sebesar 2% dan produksi lainnya sebesar 2%.

Produksi TBS inti LSIP pada tahun 2016 mencapai 1,22 juta ton atau mengalami penurunan 12,5% dibandingkan produksi pada tahun 2015 yaitu 1,39 juta ton, ini disebabkan El Nino pada tahun 2015. Akibatnya TBS yang diproses turun 17,5% menjadi 1,7 ton dari 2 ton. Sehingga produksi CPO juga turun 19,2% menjadi 384.535 ton dan inti sawit juga turun 16,4% menjadi 103.234 ton.

Meskipun terjadi penurunan produksi tingkat rendaman minyak sawit dan inti sawit relatif stabil berada pada level 22,5% dan 6%. Produksi karet turun 7,9% menjadi 10.796 ton dari 11.718 pada tahun 2015, hal ini disebabkan penurunan produksi karet dikarenakan berkurangnya produktivitas kebun.

Jadi total area tertanam pada tahun 2016 mencapai 114.416 hektar, dimana 83% dari area tertanam merupakan tanaman kelapa sawit, 14% tertanam karet dan sisanya merupakan tanaman lain seperti kakao dan teh. Selama tahun 2016, total penanaman baru kelapa sawit mencapai 625 hektar, penanaman kembali kelapa sawit mencapai 280 hektar serta penanaman kembali karet sekitar 29 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto