JAKARTA. Tak hanya menimbulkan dampak kepada masyarakat, gempa yang terjadi di Sumatera Barat ikut melumpuhkan sejumlah roda industri di wilaya tersebut. Contohnya seperti yang dialami PT Semen Padang. Kegiatan produksi pabrik semen milik anak usaha PT Semen Gresik Tbk, itu terpaksa harus dihentikan karena PT PLN menghentikan pasokan listrik di wilayah Padang, sesaat setelah gempa terjadi pada Rabu (30/9).Kegiatan produksi PT Semen Padang kemungkinan kembali beroperasi paling cepat dalam sepuluh hari ke depan. Hal itu, bila pabrik setrum tersebut benar-benar merealisasikan janjinya kembali mengalirkan listrik dalam tujuh hari ke depan. “PLN sejak kemarin sudah melakukan pengecekan rutin terhadap seluruh fasilitas pabriknya. Jika PLN baru menghidupkan listrik dalam tujuh hari ditambah waktu dengan proses maintenance atau perawatan, Semen Padang akan beroperasi paling cepat sekitar 10 hari dari hari ini,” kata Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Benny Wachjudi, Kamis (1/10).Dampak dari penghentian operasi pabrik ini tak hanya dari sisi produksi. Benny mengatakan, penghentian operasi berpotensi menghilangkan pendapatan bagi perusahaan. Bila dihitung dari produksi harian PT Semen Padang sebesar 17.400 ton dengan harga satuan semen dari pabrik US$ 73,5 atau sekitar Rp 735.000 per ton, maka kerugian yang dialami Semen Padang totalnya mencapai Rp 120,789 miliar.Apa boleh buat, memang, hingga saat ini Semen Padang belum memiliki pembangkit listrik sendiri. Dengan begitu, praktis operasional pabrik sangat bergantung pada pasokan listrik dari PLN.
Akibat Gempa, Pabrik Semen Padang Berhenti Beroperasi
JAKARTA. Tak hanya menimbulkan dampak kepada masyarakat, gempa yang terjadi di Sumatera Barat ikut melumpuhkan sejumlah roda industri di wilaya tersebut. Contohnya seperti yang dialami PT Semen Padang. Kegiatan produksi pabrik semen milik anak usaha PT Semen Gresik Tbk, itu terpaksa harus dihentikan karena PT PLN menghentikan pasokan listrik di wilayah Padang, sesaat setelah gempa terjadi pada Rabu (30/9).Kegiatan produksi PT Semen Padang kemungkinan kembali beroperasi paling cepat dalam sepuluh hari ke depan. Hal itu, bila pabrik setrum tersebut benar-benar merealisasikan janjinya kembali mengalirkan listrik dalam tujuh hari ke depan. “PLN sejak kemarin sudah melakukan pengecekan rutin terhadap seluruh fasilitas pabriknya. Jika PLN baru menghidupkan listrik dalam tujuh hari ditambah waktu dengan proses maintenance atau perawatan, Semen Padang akan beroperasi paling cepat sekitar 10 hari dari hari ini,” kata Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian Benny Wachjudi, Kamis (1/10).Dampak dari penghentian operasi pabrik ini tak hanya dari sisi produksi. Benny mengatakan, penghentian operasi berpotensi menghilangkan pendapatan bagi perusahaan. Bila dihitung dari produksi harian PT Semen Padang sebesar 17.400 ton dengan harga satuan semen dari pabrik US$ 73,5 atau sekitar Rp 735.000 per ton, maka kerugian yang dialami Semen Padang totalnya mencapai Rp 120,789 miliar.Apa boleh buat, memang, hingga saat ini Semen Padang belum memiliki pembangkit listrik sendiri. Dengan begitu, praktis operasional pabrik sangat bergantung pada pasokan listrik dari PLN.