KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kedaung Indah Can Tbk (
KICI) menoyoroti ancaman krisis global yang menghambat bisnis ekspor perseroan ke pasar Amerika Serikat (AS). Kini Manajemen KICI tengah berupaya keras mempertahankan kinerjanya, di tengah merosotnya penjualan ekspor ke AS lantaran tingginya inflasi di negara tersebut. "Saat ini kondisi ekonomi di AS sangat mempengaruhi penjualan ekspor Perseroan. Daya beli yang menurun akibat tingginya inflasi yang saat ini mungkin dapat dikatakan mengalami resesi, cukup menghambat pertumbuhan ekspor Perseroan ke AS," ungkap Sekretaris Perusahaan Kedaung Indah Can Ing Hidayat, kepada Kontan.co.id, Senin (3/10). Ing tidak merinci lebih detail bagaimana realisasi penjualan hingga kuartal III-2022. Namun data per Juni lalu menunjukkan bahwa kinerja ekspor KICI merosot tajam hingga 69,74% menjadi Rp 12,85 miliar.
Baca Juga: Kedaung Indah (KICI) Berharap Kinerja Semester II Membaik Sementara untuk penjualan lokal terpantau cukup stabil dengan realisasi sebesar Rp 34,31 miliar, turun tipis dari semula Rp 34,74 miliar pada semester I-2021. Dengan demikian, secara keseluruhan penjualan Kedaung Indah Can selama semester pertama ini mengalami penurunan 69,47% menjadi Rp 47,14 miliar. Meski mencatatkan kinerja kurang memuaskan, Manajemen KICI masih punya proyeksi untuk dapat mempertahankan kinerja seperti satu atau dua tahun lalu. "Secara umum proyeksi Perseroan tetap berusaha mempertahankan kinerja seperti sebelumnya," kata Ing. Untuk memaksimalkan kinerjanya di sisa tahun ini, Ing bilang bahwa perseroan senantiasa mencari berbagai peluang baru, baik dari pasar AS maupun negara tujuan lain. Tak hanya itu, inovasi produk baru juga tetap diupayakan oleh perseroan, baik untuk dipasok ke pasar lokal maupun ekspor.
Strategi efisiensi di segala lini produksi pun jadi fokus perusahaan untuk mempertahankan posisi keuangan mereka di tengah tekanan daya beli yang terjadi. "Kalau dilihat dari informasi yg saat ini beredar kemungkinan tahun 2023 bisa terjadi resesi, apakah ini di Indonesia ataupun di luar sehingga Perseroan akan tetap berusaha melakukan efisiensi di segala lini, menjaga kesimbangan struktur hutang dollar AS dan rupiah serta melakukan inovasi produk baru," pungkas dia. Dari sisi bottom line, KICI tercatat meraup laba periode berjalan sebesar Rp 2,11 miliar pada akhir Juni lalu. Jumlah ini menurun dari sebelumnya Rp 16,06 miliar di akhir Juni 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .