JAKARTA. Sejak diberlakukannya peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2014 tentang penghentian bongkar muat di tengah laut atawa transshipment, sejumlah kapal milik perusahaan perikanan lokal berhenti beroperasi karena Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSKP) tidak menerbitkan Surat Layak Operasi (SLO). Ketua Asosiasi Budidaya Laut Indonesia (Abilindo) Wajan Sudja mengatakan sejak kebijakan moratorium ini, para anggotanya tidak dapat menjual ikan lagi, karena tidak ada kapal pengangkut. Saat ini sudah ada 500 ton ikan yang tidak bisa dijual dan diperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi 790 ton ikan bulan depan. "Setiap bulan bertambah 290 ton," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (16/1). Ia menghitung setiap tahun, Abilindo menghasilkan 4.600 ton untuk diekspor melalui udara dan laut. Dimana produksi ikan itu menghasilkan US$ 45 juta yang semuanya diekspor melalui pabean-bea cukai. Sejauh ini, biaya produksi ini 100% berasal dari dalam negeri, dan memberikan pemasukan bagi devisi negara.
Akibat kebijakan transshipment, ikan sulit dijual
JAKARTA. Sejak diberlakukannya peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2014 tentang penghentian bongkar muat di tengah laut atawa transshipment, sejumlah kapal milik perusahaan perikanan lokal berhenti beroperasi karena Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSKP) tidak menerbitkan Surat Layak Operasi (SLO). Ketua Asosiasi Budidaya Laut Indonesia (Abilindo) Wajan Sudja mengatakan sejak kebijakan moratorium ini, para anggotanya tidak dapat menjual ikan lagi, karena tidak ada kapal pengangkut. Saat ini sudah ada 500 ton ikan yang tidak bisa dijual dan diperkirakan jumlah itu akan meningkat menjadi 790 ton ikan bulan depan. "Setiap bulan bertambah 290 ton," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (16/1). Ia menghitung setiap tahun, Abilindo menghasilkan 4.600 ton untuk diekspor melalui udara dan laut. Dimana produksi ikan itu menghasilkan US$ 45 juta yang semuanya diekspor melalui pabean-bea cukai. Sejauh ini, biaya produksi ini 100% berasal dari dalam negeri, dan memberikan pemasukan bagi devisi negara.