KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak dari pandemi Covid-19 terhadap ekonomi sudah terasa. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 yang minus 3,49%. Hal ini tentu juga berkaitan dengan seretnya penyaluran kredit perbankan selama masa pandemi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per September 2020 realisasi kredit perbankan tercatat turun hanya tumbuh 0,12% secara year on year (yoy) alias stagnan. Pada situasi seperti ini, perbankan pun harus memutar otak mengelola likuiditas. Salah satu solusinya tak lain dengan menempatkan sebagian besar dana (likuiditas) ke dalam instrumen surat berharga. Dalam catatan OJK per 23 Oktober 2020 total surat berharga negara negara (SBN) yang dimiliki bank sudah mencapai Rp 1.348 triliun.
Akibat kredit lesu, bank pilih parkirkan dana di surat berharga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak dari pandemi Covid-19 terhadap ekonomi sudah terasa. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020 yang minus 3,49%. Hal ini tentu juga berkaitan dengan seretnya penyaluran kredit perbankan selama masa pandemi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per September 2020 realisasi kredit perbankan tercatat turun hanya tumbuh 0,12% secara year on year (yoy) alias stagnan. Pada situasi seperti ini, perbankan pun harus memutar otak mengelola likuiditas. Salah satu solusinya tak lain dengan menempatkan sebagian besar dana (likuiditas) ke dalam instrumen surat berharga. Dalam catatan OJK per 23 Oktober 2020 total surat berharga negara negara (SBN) yang dimiliki bank sudah mencapai Rp 1.348 triliun.