KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani tak memungkiri penerimaan bea keluar tahun ini akan mengalami penurunan karena adanya pembatasan ekspor seperti nikel dan juga bauksit, serta dipengaruhi menurunnya harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude palm oil (CPO). “Harga CPO yang mencapai US$ 1.400 per metrik ton lebih di 2022, ini diprediksi akan jauh di bawah US$ 1.000 per metrik ton. Sehingga bea keluar akan mengalami penurunan yang cukup signifikan termasuk juga larangan ekspor sumber daya alam yang akan diterapkan menuju ke hirilisasi,” tutur Askolani saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (14/2). Meski begitu, dia mengatakan, pembatasan ekspor komoditas tersebut justru akan menghasilkan berkah, dan mempunyai nilai tambah ke aspek ekonomi. Selain itu, juga akan berdampak luas menciptakan lapangan kerja baru, berkah bagi dunia industri, dan juga penerimaan pajak.
Akibat Larangan Ekspor, Penerimaan Bea Keluar Tahun 2023 Berpotensi Menyusut
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani tak memungkiri penerimaan bea keluar tahun ini akan mengalami penurunan karena adanya pembatasan ekspor seperti nikel dan juga bauksit, serta dipengaruhi menurunnya harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude palm oil (CPO). “Harga CPO yang mencapai US$ 1.400 per metrik ton lebih di 2022, ini diprediksi akan jauh di bawah US$ 1.000 per metrik ton. Sehingga bea keluar akan mengalami penurunan yang cukup signifikan termasuk juga larangan ekspor sumber daya alam yang akan diterapkan menuju ke hirilisasi,” tutur Askolani saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (14/2). Meski begitu, dia mengatakan, pembatasan ekspor komoditas tersebut justru akan menghasilkan berkah, dan mempunyai nilai tambah ke aspek ekonomi. Selain itu, juga akan berdampak luas menciptakan lapangan kerja baru, berkah bagi dunia industri, dan juga penerimaan pajak.