Akibat perubahan lingkungan global, spesies baru tanaman muncul



KONTAN.CO.ID - Padang rumput telah menjadi sumber kehidupan manusia dan ribuan spesies lainnya, sejak 300.000 tahun lalu. Tapi, hari ini padang rumput tersebut telah berubah. Hasil penelitian baru menyatakan perubahan iklim dan lingkungan secara global telah merubah spesies tanaman yang ada di dalam padang rumput. Perubahan tersebut rupanya tidak selalu sesuai dengan perkiraan para ilmuwan.

Sekitar 40% daratan di dunia merupakan padang rumput yang dapat menghambat sekitar 30% karbon di dunia. Para peneliti mengatakan padang rumput penting untuk melawan perubahan iklim.

Baca Juga: Bagi yang suka salad, rasa pahit sayuran berbeda di setiap negara


Namun, perubahan jenis tanaman di padang rumput dapat menimbulkan resiko.

Para peneliti bekerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Smithsonian dan perguruan tinggi lainnya mempublikasikan hasil peneliatian ini dalam Journal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sampai sekarang, laporan ini menawarkan bukti paling komprehensif, tentang bagaimana aktivitas manusia dapat merubah jenis tanaman padang rumput.

Tim peneliti melihat sekitar 105 percobaan padang rumut di seluruh dunia. Setiap percobaan menguji minimal satu faktor perubahan global. Sedangkan, untuk percobaan lainnya menguji tiga atau lebih jenis perubahan global.

Para ahli ekologis menemukan bahwa padang rumput dapat menjadi sangat buruk. Umumnya, padang rumput tahan terhadap paparan perubahan global dalam satu dekade. Tapi Setelah 10 tahun, spesies padang rumput mulai berubah.

Baca Juga: Ini Rahasia Tanaman di California Mampu Bertahan Hidup di Musim Kering

Dalam setengah percobaan yang berlangsung selama 10 tahun atau lebih memperlihatkan perubahan besar pada spesies. Sekitar tiga perempat menemukan perubahan pada jenis spesies tanaman. Sebaliknya, seperlima dari percobaan yang berlangsung kurang dari 10 tahun juga menunjukkan perubahan spesies.  

"Penelitian ini menunjukkan pentingnya penelitian jangka panjang, khususnya percobaan jangka panjang untuk memahami perubahan komplek yang terjadi dalam sistem kehidupan bumi," kata Elizabeth Blood, Direktur Program Divisi Infrastruktur Biologi National Science Foundation.

Sekedar info, National Science Foundation mendanai penelitian tersebut.

Sumber : National Science Foundation

Editor: Tri Sulistiowati