Akibat Typo saat Jual Saham, Perusahaan Ini Kehilangan Rp 2,5 Triliun dalam Sekejap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesalahan sederhana dalam dunia investasi bisa berakibat fatal, seperti yang dialami oleh firma perbankan investasi Mizuho Securities Co. pada tahun 2005.

Firma tersebut mengalami kerugian besar akibat salah satu transaksi saham yang salah input, menciptakan salah satu kesalahan perdagangan paling terkenal dalam sejarah pasar saham Jepang.

Kronologi Kesalahan Transaksi Saham J-Com

Mengutip unilad.com, pada tahun 2005, Mizuho Securities berniat untuk menjual satu saham perusahaan agensi pekerjaan J-Com Co. seharga 610.000 yen.


Namun, akibat kesalahan input, perusahaan justru memerintahkan penjualan 610.000 saham dengan harga 1 yen per saham.

Baca Juga: Trump Effect! Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru, Tren Bullish akan Terus Berlanjut?

Jelas, angka ini sangat jauh dari nilai pasar sebenarnya dan menciptakan peluang bagi investor untuk membeli saham dengan harga jauh di bawah nilai sesungguhnya.

Mizuho segera menyadari kesalahan tersebut dan berusaha membatalkan transaksi, namun gagal melakukannya.

Kesalahan ini diperparah dengan jumlah saham yang dijual mencapai 41 kali lipat dari total saham J-Com yang beredar di pasar.

Namun, Bursa Efek Tokyo tetap memproses transaksi tersebut, dan Mizuho tidak dapat membatalkan pesanan karena adanya kendala sistem.

Dampak Finansial dan Investigasi Pemerintah

Kesalahan ini mengakibatkan kerugian bagi Mizuho sebesar 40,7 miliar yen atau sekitar US$250 juta (sekitar Rp 2,5 triliun, dihitung dari Kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika tahun 2005).

Japan Financial Services Agency (FSA) segera meluncurkan investigasi untuk menentukan penyebab terjadinya kesalahan tersebut.

Baca Juga: Surplus Perdagangan China Diperkirakan Capai Rekor Baru Hampir US$1 Triliun

Menteri Ekonomi dan Perbankan Jepang saat itu, Kaoru Yosano, menyatakan pentingnya menjaga kredibilitas Bursa Efek Tokyo dan menyerukan penyelesaian masalah ini secepat mungkin.

Dalam pernyataannya, Yosano menyatakan, “Agar kredibilitas Bursa Efek Tokyo tetap terjaga, saya sangat ingin masalah ini diselesaikan dengan cepat. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Financial Services Agency adalah meneliti apa yang sebenarnya terjadi. Berdasarkan hasil tersebut, kami akan menentukan langkah yang diperlukan sesuai aturan dan regulasi.”

Kompensasi dari Bursa Efek Tokyo

Setelah kasus ini berlarut-larut, pada tahun 2009, pengadilan Jepang memutuskan bahwa Bursa Efek Tokyo harus membayar kompensasi sebesar 10,7 miliar yen kepada Mizuho Securities.

Dalam putusannya, pengadilan menyatakan bahwa adanya gangguan sistem membuat trader Mizuho gagal membatalkan transaksi yang salah tersebut.

Keputusan ini memberikan sedikit pemulihan finansial bagi Mizuho, meskipun kerugian yang dialami tetap besar.

Baca Juga: Pemilik Mobil Tesla Membagikan Tagihan Listriknya, Membuat Terkejut dengan Biayanya

Pelajaran dari Kesalahan Transaksi dan Integritas dalam Keuangan

Kasus Mizuho Securities menjadi salah satu contoh bagaimana kesalahan sederhana dalam input data dapat menyebabkan kerugian finansial besar.

Di era perdagangan modern yang sebagian besar dilakukan secara elektronik, integritas sistem dan kemampuan untuk segera membatalkan transaksi sangatlah penting untuk menghindari kerugian akibat kesalahan manusia.

Kisah Daniel Levene: Kejujuran dalam Dunia Keuangan

Berbeda dari pengalaman Mizuho, seorang pria bernama Daniel Levene mengalami kejutan ketika mendapati lebih dari US$89 juta secara tak terduga masuk ke rekeningnya akibat kesalahan platform perdagangan elektronik.

Levene, yang awalnya mengira ini seperti memenangkan lotre, tidak tergoda untuk menggunakan uang tersebut.

Baca Juga: Begini Pergerakan Wall Street di Awal Pekan Setelah Trump Menang Pilpres AS

Sebaliknya, ia segera menghubungi pihak E-Trade Financial Corporation untuk melaporkan kesalahan tersebut. Seperti yang diduga, uang itu memang salah kirim, dan segera ditarik kembali.

Kasus ini menunjukkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia keuangan, yang tetap merupakan nilai utama di tengah godaan keuntungan instan.

Selanjutnya: Melihat Penguasa Aset Konglomerasi Keuangan di Indonesia, Siapa yang Terbesar?

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 12-14 November 2024, Jamur Enoki-Shimeji Beli 1 Gratis 1

Editor: Handoyo .