KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) meminta kepada pemerintah untuk melanjutkan program harga gas murah atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang telah berakhir pada 31 Desember 2024. Sebab, tujuh industri yang selama ini mendapat HGBT telah mempekerjakan ratusan ribu karyawan secara langsung. Ketua Umum AKLP Putra Narjadin mengatakan, selama ini penerapan HGBT belum optimal karena kebijakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN yang memberlakukan Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT) sejak Mei 2024. Jika penggunaan gas melebihi AGIT, maka pelaku usaha dikenakan harga gas normal. Menurut Putra, pemerintah harus sadar bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan gas bumi terbesar di Asia Tenggara, justru menerapkan harga gas yang jauh lebih tinggi dari harga internasional yang sekitar US$ 3,21 per MMBTU.
AKLP Desak Pemerintah Segera Lanjutkan Program Harga Gas Murah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) meminta kepada pemerintah untuk melanjutkan program harga gas murah atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang telah berakhir pada 31 Desember 2024. Sebab, tujuh industri yang selama ini mendapat HGBT telah mempekerjakan ratusan ribu karyawan secara langsung. Ketua Umum AKLP Putra Narjadin mengatakan, selama ini penerapan HGBT belum optimal karena kebijakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN yang memberlakukan Alokasi Gas Industri Tertentu (AGIT) sejak Mei 2024. Jika penggunaan gas melebihi AGIT, maka pelaku usaha dikenakan harga gas normal. Menurut Putra, pemerintah harus sadar bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan gas bumi terbesar di Asia Tenggara, justru menerapkan harga gas yang jauh lebih tinggi dari harga internasional yang sekitar US$ 3,21 per MMBTU.