KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) memasang target ambisius untuk tahun 2024. AKRA bakal mengandalkan penjualan lahan terutama dari Kawasan Industri JIIPE sebagai pendorong kinerja setahun penuh. Analis Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra mengatakan, AKRA menargetkan pertumbuhan kinerja keuangan yang kuat dengan kenaikan laba bersih sekitar 12%-15% year on year (yoy) di tahun 2024. AKRA mengharapkan adanya pertumbuhan dari tiap segmen bisnisnya. Target ini mengharapkan bisnis perdagangan dan distribusinya tumbuh sebesar 6%-8% karena didorong oleh pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi dari Biosolar dan bahan bakar minyak di Indonesia Timur, sedangkan permintaan bahan kimia dasar akan digerakkan oleh smelter.
Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Kejar Pertumbuhan Bisnis Dua Digit, Simak Rekomendasi Sahamnya AKRA berencana melakukan ekspansi layanan logistiknya dengan berinvestasi pada kapal dan truk untuk menjangkau pasar baru di Indonesia Timur. Langkah tersebut guna mengantisipasi pertumbuhan pendapatan yang signifikan dari sektor ini. Pada tahun 2024, Inav menjelaskan, AKRA bertujuan untuk meningkatkan volumenya bisnis di sektor perminyakan dan kimia dengan harapan pertumbuhan penjualan 5%-6%. Emiten ini berencana untuk meningkatkannya kehadirannya di pasar minyak bumi B2B, terutama di area pertambangan seperti Kalimantan dan Sulawesi, dengan berinvestasi pada tangki penyimpanan baru dan membeli dua kapal untuk distribusi produk yang lebih baik. AKRA juga memperluas sektor perminyakan B2C dengan membuka 50 gerai baru setelah sukses di tahun 2023. Untuk pasar bahan kimia, AKRA berfokus pada memenuhi tingginya permintaan bahan kimia seperti soda kaustik asam cair dan sulfat yang penting untuk berbagai industri, dengan membangun lebih banyak terminal penyimpanan dan perolehan kapal di Sulawesi. Selain itu, Inav menambahkan, pihak AKRA juga menetapkan tujuan ambisius untuk menjual 130 Ha lahan di JIIPE di tahun 2024, melanjutkan penjualan lahan seluas 90 ha pada tahun 2023. AKRA memperkirakan adanya permulaan yang besar dari utilitas dan pendapatan pelabuhan seiring industri besar mulai berproduksi di JIIPE. Target penjualan tanah AKRA itu karena melihat adanya peningkatan minat dari investor asing maupun domestik, yang tercermin dari kesepakatan penting Hebang. AKRA juga mengantisipasi permintaan yang lebih besar terhadap utilitas seperti listrik, layanan air, gas, dan pelabuhan, ketika penyewa besar memulai pabrik mereka. Inav melihat, peluncuran smelter tembaga terbesar di JIIPE, bersama usaha lainnya, adalah kunci pertumbuhan penjualan lahan ini. Di mana, permintaan listrik diperkirakan akan mencapai 250MW, tercakup oleh pembangkit listrik JIIPE dan tambahan pasokan dari PLN. Operasi Pelabuhan juga diprediksi akan diperluas, termasuk pembangunan dermaga baru khusus aktivitas smelter Freeport. “AKRA mengincar kinerja keuangan yang kuat di tahun 2024,” tulis Inav dalam riset 25 Maret 2024. Tahun lalu AKRA melaporkan laba bersih sebesar Rp 1,71 triliun yang berarti mewakili 100% estimasi Sinarmas Sekuritas dan 105% estimasi konsensus. Di mana, penjualan lahan yang tinggi menjadi pendorong utama dari capaian tersebut. AKRA mendapatkan tambahan penjualan lahan seluas 61 hektare (Ha) pada kuartal IV-2023, sehingga membawa total penjualan lahannya pada tahun 2023 mencapai 90 Ha. Pencapaian ini menyumbang 120% dari target setahun penuh mereka sebesar 75 Ha.
Baca Juga: Targetkan Laba Naik hingga 16%, Intip Rekomendasi Saham AKRA Berikut Ini Inav meyakini kinerja positif AKRA bakal berlanjut di tahun 2024. AKRA dinilai memiliki kemampuan dalam memenuhi target laba karena adanya peningkatan pendapatan dan penjualan tanah. Katalis potensial salah satunya dari pengumuman penjualan tanah tambahan. Namun perlu diperhatikan pula tantangan dalam pengembangan perkebunan, industri yang lebih rendah penjualan tanah, dan penurunan volume penjualan minyak dan kimia bisa menimbulkan risiko bagi AKRA. Inav mempertahankan peringkat Beli untuk AKRA dengan target harga lebih tinggi Rp 2.000 per saham. Adapun saham AKRA ditutup pada posisi Rp 1.725 per saham di perdagangan Selasa (26/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi