JAKARTA. Selain fokus berbisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) makin getol berekspansi di proyek kawasan industri, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Yang terbaru, perseroan akan segera membangun pembangkit listrik (power plant) di kawasan tersebut.Tak tanggung-tanggung, kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun AKRA mencapai 2 x 300 Mega Watt (MW). Untuk menggarap mega proyek ini, AKR Corporindo akan menggelar tender untuk membentuk Joint Venture. Perseroan mengklaim tengah bernegosiasi serius dengan salah satu perusahaan asing berbasis di Thailand."Mungkin kami akan tetap mayoritas dalam proyek ini. Investor yang masuk ke kawasan industri AKRA butuh suplai listrik yang luar biasa besar," jelas Heri Akhyar, Head of Investor Relation & Corporate Planning AKRA, di Jakarta, Senin (12/5). Power plant ini dibangun untuk mendukung bisnis kawasan industri. AKRA memang membidik tambahan service income dari proyek-proyek tersebut.Heri belum menyebutkan jumlah dana investasi yang dibutuhkan dalam proyek ini, karena masih dalam tahap kajian studi. Yang jelas, proyek power plant akan masuk dalam pembangunan JIIPE tahap dua tahun depan. "Belum tahu apakah akan pakai tenaga batubara atau gas," ujarnya.Ia bilang, saat ini sudah ada dua perusahaan besar yang akan membangun pabrik di lahan industri AKRA. Kedua perusahaan itu saja membutuhkan listrik lebih dari 200 MW. Kemungkinan, pembangkit listrik ini akan menelan waktu pembangunan hingga tiga tahun. Thendra Crisnanda, Analis BNI Securities memprediksi, proyek tersebut bakal menelan dana besar. Dengan asumsi pembangunan power plant menggunakan tenaga batubara, nilai investasi yang dibutuhkan tiap 1 MW adalah sekitar US$ 1 juta. Dengan kapasitas hingga 600 MW, maka, perseroan membutuhkan investasi di kisaran US$ 600 juta.Sementara dari sisi pendanaan kas internal, AKRA belum cukup kuat. Makanya, AKRA harus menggandeng partner strategis dalam menggarap proyek tersebut. Thendra bilang, rencana AKRA masuk dalam bisnis kawasan industri merupakan strategi yang bagus karena akan memberikan margin laba yang cukup tinggi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
AKRA bersiap bangun power plant 2x300 MW
JAKARTA. Selain fokus berbisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) makin getol berekspansi di proyek kawasan industri, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Yang terbaru, perseroan akan segera membangun pembangkit listrik (power plant) di kawasan tersebut.Tak tanggung-tanggung, kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun AKRA mencapai 2 x 300 Mega Watt (MW). Untuk menggarap mega proyek ini, AKR Corporindo akan menggelar tender untuk membentuk Joint Venture. Perseroan mengklaim tengah bernegosiasi serius dengan salah satu perusahaan asing berbasis di Thailand."Mungkin kami akan tetap mayoritas dalam proyek ini. Investor yang masuk ke kawasan industri AKRA butuh suplai listrik yang luar biasa besar," jelas Heri Akhyar, Head of Investor Relation & Corporate Planning AKRA, di Jakarta, Senin (12/5). Power plant ini dibangun untuk mendukung bisnis kawasan industri. AKRA memang membidik tambahan service income dari proyek-proyek tersebut.Heri belum menyebutkan jumlah dana investasi yang dibutuhkan dalam proyek ini, karena masih dalam tahap kajian studi. Yang jelas, proyek power plant akan masuk dalam pembangunan JIIPE tahap dua tahun depan. "Belum tahu apakah akan pakai tenaga batubara atau gas," ujarnya.Ia bilang, saat ini sudah ada dua perusahaan besar yang akan membangun pabrik di lahan industri AKRA. Kedua perusahaan itu saja membutuhkan listrik lebih dari 200 MW. Kemungkinan, pembangkit listrik ini akan menelan waktu pembangunan hingga tiga tahun. Thendra Crisnanda, Analis BNI Securities memprediksi, proyek tersebut bakal menelan dana besar. Dengan asumsi pembangunan power plant menggunakan tenaga batubara, nilai investasi yang dibutuhkan tiap 1 MW adalah sekitar US$ 1 juta. Dengan kapasitas hingga 600 MW, maka, perseroan membutuhkan investasi di kisaran US$ 600 juta.Sementara dari sisi pendanaan kas internal, AKRA belum cukup kuat. Makanya, AKRA harus menggandeng partner strategis dalam menggarap proyek tersebut. Thendra bilang, rencana AKRA masuk dalam bisnis kawasan industri merupakan strategi yang bagus karena akan memberikan margin laba yang cukup tinggi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News