AKRA menanti laba dari bisnis lahan industri



JAKARTA. Bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM) PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKRA) rupanya kian mengecil. Sebab, tahun ini, Badan Pengatur Hilir Minyak Bumi dan Gas (BPH Migas) hanya memberi kuota distribusi BBM sebesar 640.000 kilo liter kepada perseroan.

Jumlah kuota itu turun 27,34% jika dibandingkan kuota tahun 2013 lalu yang mencapai 880.850 kilo liter. Harry Su, Kepala Riset Bahana Securities bilang, penurunan kuota distribusi BBM bisa memberi dampak negatif kepada kinerja AKRA tahun 2014 ini. 

Apalagi, pengurangan kuota dilakukan saat permintaan BBM dari AKRA sedang melambat. Maklum saja, bisnis distribusi BBM selama ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar AKRA.


Berdasarkan laporan keuangan AKRA pada kurun waktu Januari- September 2013, pendapatan AKRA dari lini usaha ini mencapai Rp 12,78 triliun. Pendapatan ini, mencapai 75% dari total pendapatan mereka pada periode tersebut yang mencapai Rp 16,17 triliun.

Namun, Wilson Sofan, Kepala Riset Reliance, optimistis dengan AKRA. Ia bilang, kinerja AKRA akan tumbuh positif dari penetrasi bisnis distribusi BBM ke perusahaan pertambangan logam yang saat ini sudah di lakukan.

Selain itu, potensi pertumbuhan AKRA juga datang dari proyek pembangunan Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Asal tahu saja, saat ini AKRA menggandeng PT Pelindo III membangun lahan industri seluas 2.150 hektare (ha) atau JIIPE di Gresik dengan nilai investasi Rp 8 triliun- Rp 9 triliun.

Hitungan Wilson, dengan harga per meter per segi lahan yang Rp 1,2 juta dan target penjualan sebesar 200 hektare lahan tahun 2014, maka pendapatan AKRA bisa tumbuh Rp 2,4 triliun atau tumbuh 80% dibandingkan sekarang. "Itu kalau benar target terpenuhi tahun ini, kalau tidak pertumbuhan akan sebesar 15%- 20%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri