AKRA pompa bisnis stasiun BBM



JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mendapat tambahan kuota distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Nilainya, 612.958 kiloliter (KL). Agar bisa menyalurkan tambahan kuota tersebut, perusahaan ini bersedia menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN).

Direktur AKRA Suresh Vembu mengatakan, perusahaan ini menargetkan menambah 100 hingga 105 stasiun BBM. Jumlah tersebut merupakan besaran yang disepakati antara perusahaan ini dan BPH Migas selaku pemberi kuota tambahan.

Hingga Desember 2012, perusahaan telah memiliki 31 unit SPBU dan SPBN yang tersebar di Sumatra Utara, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Suresh bilang, tambahan 100 unit akan fokus di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.


Namun, Suresh belum bisa memberi target penyelesaian SPBU dan SPBN tersebut. Sebab, keputusan tambahan kuota baru Juni 2013. "Yang pasti kita upayakan selesai pada semester II ini," ujar dia, Kamis (11/7).

AKRA akan menggunakan skema waralaba untuk membangun unit SPBU dan SPBN yang baru. Alhasil, nilai investasi AKRA tidak membengkak. Suresh enggan menyebut nilai investasi yang murni dikeluarkan AKRA.

Suresh cukup yakin, tambahan kuota distribusi akan melipatgandakan pendapatan AKRA. Ini karena bisnis distribusi BBM berkontribusi cukup besar pada pendapatan perusahaan. "Pendapatan AKRA akan naik tahun ini, tapi jumlahnya belum bisa disebutkan," kata dia.

Kontribusi besar

Dari total pendapatan AKRA di 2012, pendapatan dari bisnis distribusi menyumbang 79,8% atau Rp 17,3 triliun. Total pendapatan AKRA Rp 21,67 triliun di 2012. Kuota distribusi naik 228,81% dari sebelumnya 267.892 KL menjadi 880.850 KL.

Sebelumnya, AKRA pernah menargetkan pendapatan akan meningkat 20% di tahun ini. Tapi, itu target sebelum mendapat tambahan kuota. Artinya, AKRA bisa mengantongi Rp 26 triliun.

AKRA sebenarnya tidak sendirian dalam bisnis distribusi BBM ini. Pada awal tahun, BPH Migas menetapkan dua perusahaan swasta yakni AKRA dan PT Surya Parna Niaga jadi mitra Pertamina menyalurkan BBM subsidi.

AKRA mendapat kuota 267.892 KL dan kompetitornya dapat 119.150 KL. Kemudian, BPH Migas menambah kuota 612.958 KL bagi perusahaan yang bersedia membangun SPBU dan SPBN. AKRA mengajukan diri untuk dan siap membangun infrastruktur.

Analis MNC Securities Reza Nugraha mengatakan, jatah distibusi BBM yang bertambah akan sangat menguntungkan bagi AKRA. Apalagi, penambahannya signifikan. Reza bilang, pendapatan perusahaan bisa tumbuh signifikan di 2013. Sementara, untuk meraih pertumbuhan laba bersih, perusahaan ini harus pintar-pintar memainkan margin.

Reza melihat struktur keuangan AKRA memungkinkan untuk mampu membangun sendiri 100-105 SPBU/SPBN. Strategi AKRA menggandeng pengusaha lokal melalui skema waralaba akan lebih menguntungkan. "Hambatan pembangunan yang biasa dihadapi, seperti pembebasan lahan, izin, dan lain-lain bisa diminimalisir," imbuh Reza. 

Dia menilai, skema waralaba juga bisa mempercepat eksekusi sehingga jatah tambahan AKRA tahun ini tidak menguap. Reza menargetkan harga Rp 5.300 per saham dan merekomendasikan beli saham AKRA. Akhir pekan lalu, harga AKRA melemah 2,55% di Rp 4.775 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana