KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran (AKSL) menilai kemudahan penyaluran dana lewat fintech peer to peer (P2P) lending menjadi faktor utama pengguna kartu kredit beralih. Terkait hal itu, Group CEO Akseleran Ivan Nikolas berpendapat fintech lending yang menjadi rival kartu kredit lebih unggul karena menyediakan metode
buy now pay later (BNPL). Adapun kebanyakan fintech kini telah menyediakan metode BNPL untuk kemudahan masyarakat. "Hanya tinggal apply dengan KTP, informasi penghasilan, dan pekerjaan untuk limit tertentu. Selain itu, prosesnya juga full online," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Jumat (15/9).
Ivan menerangkan
approval yang dilakukan fintech lending juga terbilang cepat. Dia menyebut fintech lending hanya memerlukan waktu kurang dari 5 menit. "Jadi, kemudahan itu yang membuat fintech lending dipakai masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: Fintech Akseleran Catatkan Angka TKB90 Sebesar 1% Per Juli 2023 Sementara itu, Ivan berpendapat untuk kalangan menengah ke atas, masyarakat dinilai masih akan setia dengan kartu kredit. Sebab, kartu kredit memiliki limit yang besar dan ditambah adanya rewards tertentu khusus kartu kredit. Ivan pun menyimpulkan bagi pengguna baru, fintech P2P lending masih menjadi opsi menarik untuk dipakai, jika dibandingkan kartu kredit. Secara kumulatif, Ivan menerangkan total penyaluran pinjaman usaha Group Akseleran sudah mencapai sebesar Rp 8,3 triliun lebih hingga Juli 2023. Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan ada kecenderungan peralihan pengguna kartu kredit ke fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol). Peneliti Ekonomi Digital Indef Nailul Huda menerangkan kecenderungan peralihan itu bisa terlihat berdasarkan data yang dihimpun bahwa pertumbuhan kartu kredit hanya mencapai 0,8% per Desember 2022. Adapun pertumbuhan pinjaman online mencapai 71% pada Desember 2022 dan 18% hingga Juli 2023. "Hal itu yang mengindikasikan adanya perpindahan pengguna kartu kredit ke pinjol," ucapnya dalam diskusi publik Indef, Senin (11/9).
Baca Juga: Ini Kata Akseleran Soal Anggapan Bahwa PPN Pinjol Harus Dikaji Ulang Nailul menyampaikan karena adanya perubahan teknologi, membuat penerbitan kartu kredit menjadi menurun. Saat pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2022, pertumbuhan rata-rata hanya 0,8%. Dia menilai hal itu juga yang menyebabkan pengguna kartu kredit beralih ke pinjol. Hal itu diperkuat dari data penyaluran fintech P2P lending atau pinjol pada 2022 yang meningkat tajam. Adapun penyaluran pinjaman online mencapai Rp 23 triliun hingga Maret 2023. "Kemungkinan besar ada orang yang tak dapat meminjam atau menerbitkan kartu kredit, mereka beralih ke fintech P2P lending," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari