KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelenggara fintech peer to peer lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia terus berupaya menjaga kualitas pinjaman pada tahun ini. Oleh sebab itu, CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan bilang telah menerapkan menerapkan asesmen kredit yang prudent dengan fokus pada cashflow calon peminjam (borrower). “Jadi kami asess suatu debitur atau suatu proyek cashflow-nya seperti apa. Certain tidak. Kalau tidak certain bagaimana mitigasi nya. Ini diterapkan dalam asesmen kredit kami untuk menjaga risiko,” ujar Ivan kepada Kontan.co.id.
Berkat langkah ini, Ivan menyatakan rasio pinjaman bermasalah (NPL) mencapai 0,2% di 2020. Akseleran berharap bisa mempertahankan NPL dengan target di bawah 1% sepanjang 2021. “Caranya tetap prudent dalam asesmen kredit. Responsif terhadap perubahan situasi ekonomi dan pasar. Di tahun 2020 sebagai respon atas pandemi, kami shifting produk mayoritas dari pre-invoice financing ke invoice financing. Di 2021 kami akan terus responsif terhadap keadaan ekonomi dan pasar,” tuturnya. Baca Juga: Bertambah satu entitas, ada 37 fintech P2P lending berizin penuh dari OJK Begitupun dengan tren restrukturisasi di Akseleran di akhir tahun tidak banyak. Jauh menurun dibandingkan Mei 2020 pasca Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi. Ia pun yakin, di 2021 ini restrukturisasi akan semakin sedikit seiring dengan perbaikan ekonomi.