KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyebut tingkat kredit macet atau TWP90 perusahaan per 8 Juli 2024 berada di level 0,21%. CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyampaikan angka tersebut relatif stabil jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. "Adapun per akhir Juni 2024 berada di level 0,19% dan akhir Mei 2024 sekitar 0,23%," katanya kepada Kontan, Senin (8/7).
Untuk menekan tingkat kredit macet, Ivan menerangkan Akseleran akan melakukan asessment pinjaman secara prudent. Dia menyebut produk yang diberikan merupakan cashflow-based loan product, seperti invoice financing, po financing, dan inventory financing. Dia bilang pihaknya akan menganalisis cash flow para calon peminjam, hingga kapasitas cash flow yang bisa menopang pinjaman.
Baca Juga: Fintech Modalku Catat Perbaikan Angka TWP90 pada Juni 2024 Selain itu, Akseleran akan mengecek invoice atau po-nya valid, kemudian ada joint account, dan dicek juga credit history-nya. Ivan menjelaskan upaya tersebut membuat Akseleran bisa memitigasi risiko kredit dengan baik secara konsisten. Alhasil, sejak 2020, TWP90 perusahaan tetap stabil di bawah 1%. Menurutnya, antisipasi kredit macet tak membengkak hanya ada di assesment pinjaman secara prudent, tidak ada cara lain selain hal tersebut. "Kalau assesment-nya prudent, risiko akan termitigasi dengan baik, sehingga tingkat kredit macet bisa terjaga," tuturnya.
Ivan mengungkapkan penyaluran pinjaman yang disalurkan perusahaan pada Juni 2024 sekitar Rp 220 miliar. Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech P2P lending pada Mei 2024 sebesar 2,91%. Angka tersebut tercatat naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,79%. Adapun pencapaian pada Mei 2024 tercatat menurun, jika dibandingkan dengan posisi Mei 2023 yang sebesar 3,36%. Sementara itu, outstanding pembiayaan fintech P2P lending pada Mei 2024 mencapai Rp 64,56 triliun. Pencapaian pada Mei 2024 tumbuh 25,44% secara Year on Year (YoY). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat