Akseleran Terapkan Sejumlah Strategi Agar Kredit Macet di Bawah 1% hingga Akhir 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform peer to peer lending Akseleran menerapkan sejumlah langkah mitigasi atau pencegahan risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) agar tetap di bawah 1% hingga akhir 2023. Akseleran terbilang masih aman karena tak melebihi batas aturan 5% Otoritas Jasa keuangan (OJK) yang mana jika kredit macet di atas 5% akan mendapatkan pengawasan khusus.

"Saat ini tingkat NPL Akseleran masih di rasio yang rendah, yakni 0,65%, dari total outstanding pinjaman di akhir Juni 2023," ucap Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan, Senin (3/7).

Terkait mitigasi, Ivan menyebut Akseleran selalu fokus untuk menganalisa kemampuan bayar pelaku usaha yang meminjam dengan melihat dari sejumlah kriteria, seperti laporan keuangan dan rekening koran, invoice atau kontrak yang ingin dibiayai, hingga usaha yang dijalani. 


Baca Juga: Akseleran Telah Kucurkan Pinjaman Usaha Rp 1,5 Triliun di Semester I 2023

Selain itu, Akseleran juga melakukan validasi independen terkait invoice, PO, atau kontrak yang dijadikan sebagai jaminan.

"Kami juga selalu mengedepankan analisa yang prudent sebagai ujung tombak dalam melakukan mitigasi risiko yang ada,” kata Ivan.

Dengan langkah-langkah mitigasi risiko kredit macet tersebut, Ivan berharap rasio NPL Akseleran tetap dapat di bawah 1% hingga akhir tahun 2023. 

Dia mengatakan penting bagi perusahaannya untuk terus memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada para pengguna, khususnya kepada para lender. Ditambah, kata dia, Akseleran sudah mengimplementasikan fasilitas proteksi asuransi kredit yang melindungi 99% dari pokok pinjaman tertunggak. 

Baca Juga: Akseleran (AKSL) Akan Melantai di BEI, Tawarkan Harga IPO Rp 100-Rp 120 Per Saham

Akseleran telah mencatatkan total pinjaman usaha sekitar Rp 1,5 triliun di semester I-2023. Angka itu tumbuh lebih dari 22%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tercatat secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha mencapai Rp 8 triliun lebih hingga Juni 2023 kepada sekitar 5 ribu peminjam atau borrower yang merupakan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi