Industri manufaktur selayaknya menjadi tulang punggung perekonomian suatu negara. Pasalnya, industri manufaktur terbukti dapat memberi banyak manfaat kepada negara, seperti menjadi sumber penciptaan add value yang tinggi, penyerapan tenaga kerja dalam skala besar, pengembangan teknologi, sumber devisa dari produk berorientasi ekspor, serta tentunya menarik investasi masuk ke Indonesia. Proses industrialisasi suatu negara biasanya dimulai dari sektor yang tak butuh teknologi tinggi, seperti tekstil dan garmen. Idealnya, proses ini berkembang ke sektor yang membutuhkan teknologi lebih tinggi seperti otomotif dan elektronik. Jepang dan Korea Selatan adalah contoh negara yang berhasil mengembangkan industri manufaktur hingga menjadi negara maju seperti saat ini. Proses industrialisasi di Indonesia ternyata tak jauh berbeda. Dimulai dari sektor tekstil pada 1920 berkembang ke otomotif dan elektronik. Ketiga sektor ini sering mendapat sorotan pemerintah mengingat sifatnya yang strategis. Sektor tekstil adalah sektor padat karya yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja Indonesia serta berorientasi ekspor. Demikian pula sektor otomotif dan elektronik yang cenderung lebih padat modal namun mampu menghasilkan produk kualitas ekspor.
Akselerasi industri manufaktur
Industri manufaktur selayaknya menjadi tulang punggung perekonomian suatu negara. Pasalnya, industri manufaktur terbukti dapat memberi banyak manfaat kepada negara, seperti menjadi sumber penciptaan add value yang tinggi, penyerapan tenaga kerja dalam skala besar, pengembangan teknologi, sumber devisa dari produk berorientasi ekspor, serta tentunya menarik investasi masuk ke Indonesia. Proses industrialisasi suatu negara biasanya dimulai dari sektor yang tak butuh teknologi tinggi, seperti tekstil dan garmen. Idealnya, proses ini berkembang ke sektor yang membutuhkan teknologi lebih tinggi seperti otomotif dan elektronik. Jepang dan Korea Selatan adalah contoh negara yang berhasil mengembangkan industri manufaktur hingga menjadi negara maju seperti saat ini. Proses industrialisasi di Indonesia ternyata tak jauh berbeda. Dimulai dari sektor tekstil pada 1920 berkembang ke otomotif dan elektronik. Ketiga sektor ini sering mendapat sorotan pemerintah mengingat sifatnya yang strategis. Sektor tekstil adalah sektor padat karya yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja Indonesia serta berorientasi ekspor. Demikian pula sektor otomotif dan elektronik yang cenderung lebih padat modal namun mampu menghasilkan produk kualitas ekspor.