Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi di 2023, Ekonom: Pemerintah Perlu Genjot Investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi 2023, pemerintah perlu menggenjot kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi. 

"Investasi harus tumbuh lebih kencang sehingga pertumbuhan ekonomi tumbuh di tengah ketidakpastian," terang Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro kepada Kontan.co.id, Kamis (8/6). 

Andry mengungkapkan, memang pada tahun ini Indonesia akan bergantung dengan sektor domestik, yaitu investasi maupun konsumsi rumah tangga. 


Pada dua tahun belakangan, pertumbuhan mengecap buah manis dari kinerja ekspor yang mumpuni, akibat kenaikan harga komoditas. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Berpotensi Melambat, Ada Efek Normalisasi Harga Komoditas

Nah, seiring dengan normalisasi harga komoditas, maka Indonesia harus hati-hati dalam mendorong pos pertumbuhan ekonomi. 

Apalagi, penurunan harga komoditas merupakan sesuatu di luar kontrol Indonesia. 

Peluang investasi pada tahun ini datang dari investasi struktural dan bangunan yang memegang porsi sekitar 75% dari investasi. 

Ini seiring dengan pembangunan infrastruktur yang makin ngegas pada tahun ini serta berlanjutnya proyek strategis nasional (PSN). 

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) serta hilirisasi komoditas juga berpeluang menarik investasi untuk masuk. 

Namun, Andry mengingatkan masih ada ketidakpastian yang bisa menjegal prospek investasi ke Indonesia. 

Ini datang dari ketidakpastian global yang meningkat, juga Indonesia yang akan menyambut tahun politik pada 2024. 

Secara musiman, kinerja investasi Indonesia biasanya melambat jelang Pemilihan Umum (Pemilu) atau jelang tahun politik. 

Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia Sulit Sentuh 5%, Sri Mulyani: Kita Waspadai

"Aspek politik memang menjadi salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan modal," tutur Andry. 

Namun demikian, Andry memperkirakan pertumbuhan PMTB pada tahun 2023 sebesar 4,75% secara tahunan, meningkat dari pertumbuhan 3,87% pada tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi