KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembang hunian terintegrasi dan siap huni Signature Park Grande (SPG) mengaktifkan alternatif akses jalan Dewi Sartika bagi penghuninya menuju atau meninggalkan Jakarta. Alternatif akses ini dimaksudkan untuk membantu penghuni mengurangi dampak kemacetan dari pembangunan infrastruktur sepanjang jalan MT Haryono. Direktur Marketing Pikko Group, Sicilia Alexander Setiawan mengatakan kendala sementara yang dialami kawasan Cawang - MT Haryono adalah kemacetan atas pembangunan infrastrukur yang dilakukan secara serentak. Dampaknya, saat jam sibuk (kerja) tertentu, bisa berjam-jam untuk melintas menuju Pancoran. Selain proyek LRT, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengerjakan proyek underpass Mampang Prapatan-Kuningan dan pembangunan
flyover Pancoran. Titik-titik lokasi pembangunan itu menyebabkan kemacetan di persimpangan Cawang dan Jalan MT Haryono.
Melihat kondisi ini, pengembang mengambil inisiatif untuk membantu penghuni kawasan terpadu Signature Park Grande dengan memberikan alternatif akses melalui Jalan Dewi Sartika menuju atau meninggalkan Jakarta. Alternatif akses ini untuk membantu para penghuni yang selama ini mengakses (
in-out) arah MT Haryono. Persimpangan Cawang - MT Haryono, lanjut Sicil merupakan
junction-nya Kota Jakarta bagi arus kendaraan dan pengguna jalan dari Bogor, Cibubur dan Bekasi untuk menuju pusat kota Jakarta sekitarnya. Posisinya sangat strategis dan merupakan titik temu Jabodatebek terkait penerapan sistem transit oriented development (TOD). “Lokasi Signature Park Grande yang berada di posisi sudut (hook) Jalan Dewi Sartika - MT Haryono kian memudahkan mobilitas penghuni beraktivitas. Melalui akses Jalan Dewi Sartika, misalnya penghuni dapat menghindari penumpukan kendaraan di jalan utama MT Haryono menuju persimpangan Otista, Tebet, Pramuka dan Jakarta sekitarnya" katanya. Signature Park Grande dikembangkan KSO Pikko Group dan PT Pelaksana Jaya Mulia serta menggandeng Pulau Intan sebagai kontraktor utama pembangunan dua menara apartemen The Light (19 lantai) dan Green Signature (20 lantai) dalam kawasan hunian terpadu di lahan sekitar 4,3 hektare. Tiap menara memiliki 3 (tiga) tipe unit kamar, lanjut Sicil serta bersertifikat strata title. Dipasarkan dengan harga kompetitif mulai Rp 900 jutaan hingga Rp 1.6 miliaran. Office building satu lantai berukuran 70-90 meter persegi, dipasarkan mulai Rp 3,3 - Rp. 6,7 milliar. “Dengan harga tersebut selama Desember 2017, konsumen dapat memiliki unit fully furnished dengan bunga KPA hanya 4,1%, bebas biaya admin dan provisi serta uang muka hanya 10% yang dapat diangsur Rp 6 jutaan per bulan sesuai dengan komposisi unitnya” ujar Sicil. Kedua menara hunian dilengkapi lanskap hijau, taman bunga, serta fasilitas berkelas, seperti taman air mini, kolam renang dewasa dan anak, arena bermain, lounge, jacuzzi, altar maupun ruang multifungsi. “Selain dapat tinggal dengan nyaman, bersantai bersama keluarga atau menjamu relasi dan berbisnis, para penghuni dapat memenuhi berbagai macam kebutuhannya dari pusat komersial dan bisnis seperti restoran alfresco, lifestyle center sesuai konsep one stop living yang dikembangkan” ucap Sicil. Untuk pusat bisnis, komersial dan pusat lifestyle tiga lantai, sudah habis terjual serta telah dihuni pelaku retail minimarket (indomaret, alfamart), cafe resto (Warung Susu Kopi, RM Padang), JNE, klinik, healthcare (refleksi) dan dokter umum serta lembaga pendidikan anak internasional Tumble Tots, Kantor Notaris & PPAT Muharzan Aman SH. “Namun, peluang mendapat unit sewa, masih terbuka melalui Manajemen Rental Profesional yang disiapkan untuk dapat memenuhi ceruk pasar 2.600 unit apartemen atau sekitar 5.200 penghuni dengan asumsi 2 penghuni per unit” ucap Sicil. Saat ini, proses serah terima kedua menara sedang berlangsung dan sebagian telah ditempati. Termasuk beberapa usaha konstruksi pembangunan telah menjalankan aktivitasnya dari SPG dan beberapa pihak perbankan telah mengajukan kerjasama usaha. Artinya, jika anda ingin segera pindah ke hunian vertikal yang baru di pusat kota dan terlepas dari rasa takut jika pengembang terlambat membangun huniannya, Signature Park Grande merupakan pilihannya karena siap huni.
Ke depan, dengan rampungnya pembangunan infrastruktur (TOD) tersebut potensi ekonomi kawasan bisnis baru (CBD) ini dipastikan bertumbuh. “Penghuni tidak hanya diuntungkan dari kenaikan harga lahan dan properti maupun sewanya yang bergerak naik. Namun, juga mendukung gaya hidup praktis dan modern kaum milenial” ucap Sicil. Jika Transjakarta Koridor 9 terintegrasi dengan KRL Jabodetabek, Tol Dalam Kota MT Haryono-Gatot Subroto terintegrasi dengan Tol Cikampek dan Tol JORR. Maka, ini rute terpanjang melintasi 5 (lima) kotamadya di Jakarta (Pusat, Utara, Barat, Selatan dan Timur) hingga Bandung. Dengan akses yang tersedia, lanjut Sicil, Signature Park Grande merupakan solusi paling ekonomis bagi mereka yang selama ini bekerja di Jakarta, tapi tinggal di sekitar Bodetabek. Pada Jumat malam hingga Minggu mereka dapat kembali ke rumahnya dan hari Senin sampai Jumat dapat menempati apartemennya atau sebaliknya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dessy Rosalina