Aksi Akuisisi Bank Masih Ramai, Pengamat: Minat Investor Asing Tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) secara mengejutkan telah mengakuisisi 99% saham milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) di PT Bank Commonwealth. Sebab, sebelumnya bukan bank inilah yang disebut-sebut akan mengakuisisi Bank Commonwealth.

Justru bank asal Malaysia, CIMB, dan perusahaan keuangan Jepang, JTrust, yang sebelumnya ramai dikabarkan sedang memperebutkan untuk mengakuisisi Bank Commonwealth.

Investmen Analyst Lead Stockbit Rahmanto Tyas Raharjo mengungkapkan bahwa transaksi ini terbilang cukup mengejutkan. Di mana, nilai transaksi tersebut juga di bawah rumor yang selama ini beredar.


“Nilai transaksi Rp 2,2 triliun ini juga jauh di bawah rumor nilai transaksi sebelumnya di Rp 6,3 triliun hingga Rp 7,8 triliun,” ujar Tyas dalam risetnya (16/11).

Baca Juga: OCBC NISP Akuisisi 99% Saham Bank Commonwealth Senilai Rp 2,2 Triliun

Dengan nilai transaksi tersebut, Tyas mengimplikasikan bahwa NISP membeli Bank Commonwealth dengan valuasi PBV sebesar 0,54 kali. Hitungan tersebut berdasarkan kinerja perusahaan per September 2023 yang masih mencatat rugi Rp 415,8 miliar, memburuk dari rugi periode sama tahun lalu yang baru sekitar Rp 75,3 miliar.

“Bank Commonwealth juga memiliki kualitas aset yang tergolong baik, dengan gross NPL sebesar 1,95%,” ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai aksi akuisisi ini menunjukkan bahwa minat investor asing terhadap perbankan tanah air. Mengingat, NISP juga dikendalikan oleh induknya bank asal Singapura, OCBC.

Budi bilang perbankan tanah air dinilai cukup menarik karena populasi yang sangat besar ditambah net interest margin (NIM) yang juga menggiurkan. Ia pun menilai masuknya investor asing ini dapat menambah masuknya valita asing ke perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Usai Akuisisi Commonwealth, NISP Naik Peringkat di Daftar Bank Dengan Aset Terbesar

Hanya saja, itu memberikan dampak negatif karena keuntungan dari bank-bank tersebut bakal dinikmati orang asing. Di mana, ia menilai kepemilikan investor asing di perbankan tanah air sudah lebih besar dibandingkan kepemilikan investor Indonesia di bank asing.

“Untung masih ada BCA dan bank-bank BUMN yang belum dibeli asing,” ujarnya.

 
NISP Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi