Aksi Ambil Untung Mewarnai Pergerakan Harga Emas Setelah Rekor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas memperbarui rekor tertinggi pada pekan ini. Tetapi setelah menyentuh rekor tertinggi baru atawa all time high (ATH), harga emas turun dalam tiga hari perdagangan terakhir.

Bahkan, harga emas turun 1,81% di perdagangan terakhir Jumat (19/7) dan ditutup pada US$ 2.400,83 per ons troi. Dalam tiga hari perdagangan, harga emas melorot 2,76% dari level penutupan perdagangan tertinggi di US$ 2.469,08 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas turun 0,44%.

Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan aksi ambil untung (profit-taking) terjadi setelah harga emas tertinggi sepanjang masa. Rekor harga emas dipicu oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan September.


Nilai tukar dolar AS menguat sekitar 0,2% terhadap mata uang utama lainnya. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga naik, memberikan tekanan pada emas batangan.

“Selain aksi ambil untung, pasar juga kecewa dengan narasi soft landing ini; hal ini dapat memberikan tekanan pada harga emas, karena investor akan mengalihkan uangnya dari investasi yang aman ke investasi yang lebih berisiko,” kata Alex Ebkarian, chief operating officer Allegiance Gold kepada Reuters.

“Kami melihat semakin banyak keputusan yang didorong oleh investasi, sehingga permintaan emas meningkat,” tambahnya.

Baca Juga: Update Grafik Harga Emas 24 Karat Antam (20 Juli 2024)

Pasar kini mengantisipasi peluang 98% penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada bulan September, menurut CME FedWatch. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung menonjol di lingkungan suku bunga rendah.

Awal pekan, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa angka inflasi terbaru menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga kembali ke target bank sentral secara berkelanjutan.

“Jika ETF menambahkan emas seiring penurunan suku bunga, maka emas akan naik secara signifikan,” kata Chris Mancini, manajer portofolio asosiasi Gabelli Gold Fund.

“Jika perekonomian yang lemah menyebabkan pemerintah melakukan stimulus, terutama di bidang infrastruktur, maka baik emas maupun logam industri akan naik pada saat yang bersamaan,” imbuh dia.

Dari sisi fisik, permintaan emas di Asia lesu pada minggu ini, mencerminkan keengganan konsumen untuk melakukan pembelian baru meskipun ada diskon besar, yang justru terlihat memanfaatkan harga emas batangan yang mencapai rekor tertinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati