Aksi Bank CIMB Niaga di Bumi NTT, Merawat Bumi & Keluarga Dengan Bambu



KONTAN.CO.ID - NGADA. Jauh di pelosok bumi Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di wilayah Turetogo Kecamatan Golewa, berdiri Kampus Bambu Turetogo yang diresmikan pada 24 Mei 2021 oleh Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat. Kampus ini merupakan tempat pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pemanfaatan bambu sebagai tanaman agroforestri dari hulu ke hilir.

Setahun pasca diresmikan, tepatnya pada 2 Juni 2022, rombongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi tempat ini. Apresiasi presiden tumpah ruah berbaur bersama keceriaan Monica Tanuhandaru Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari, penggagas Kampus Bambu Turetogo yang hadir saat itu.

"Dari mulai presiden, menteri, gubernur dan bupati, semua memiliki harapan besar terhadap Kampus Bambu Turetogo," kenang Monica saat berbicara di Kampus Bambu Turetogo pada Jumat malam, 3 Februari 2023.


Hadir pada acara ramah-tamah malam itu, Direktur Compliance Corporate Affairs dan Legal PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Fransiska Oei, Indra Gunawan Dian Putra Direktur Keuangan dan Administrasi Yayasan Kehati, dan aparat pemerintahan desa dan kabupaten sekitar Golewa.

Salah satu kekaguman Presiden Jokowi juga tertuju pada kreasi sepeda bambu bernama Spedagi Goro, hasil gotong-royong Yayasan Bambu Lestari dan sejumlah pihak. Sepeda ini pun digunakan dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 di Bali pada 15-16 November 2022 dan sebagai cendera mata bagi kapala negara peserta KTT ASEAN di Labuan Bajo pada 7-9 Mei 2023.

Kepedulian Jokowi terhadap bambu juga tercermin dari keberadaan Bamboo Dome, bangunan dari kreasi bambu yang digunakan untuk menjamu para pemimpin G20 di Bali.

Bicara soal upaya konservasi dan pelestarian bambu, CIMB Niaga, bank terbesar ke-5 di Indonesia ini telah menunjukkan konsistensinya sejak tahun 2012 silam. Monica mengatakan, berdirinya Kampus Bambu Turetogo terwujud atas dukungan CIMB Niada dan Yayasan Kehati. "Di dalam perjalanan sejak CIMB dan Kehati membantu kami, dan itu yang pertama, modal kami untuk bangkit dan maju," ucap Monica.

Upaya konservasi dan pelestarian bambu merupakan salah satu fokus CIMB Niaga dalam program Tanggung Jawab Sosial (CSR) di bidang iklim dan lingkungan. “Bambu kami pilih karena memiliki banyak manfaat baik secara ekologis bagi lingkungan maupun secara ekonomis bagi masyarakat sekitar," kata Fransiska pada acara ramah-tamah di Kampus Bambu Turetogo, Jumat (3/2) malam.

Secara ekologis bambu dapat meningkatkan kualitas penyerapan air tanah, mencegah erosi pada area tanam, dan meningkatkan penyerapan emisi gas rumah kaca. Fungsi penting dari bambu ialah restorasi lahan.

Dalam satu rumpun bambu bisa menyimpan 5.000 liter air dalam satu musim penghujan. Bambu yang sudah dipanen, kemudian diolah menjadi berbagai macam produk. Di Kampus Bambu Turetogo, YBL memberikan edukasi pengolahan bambu menjadi aneka produk dan barang kerajinan bernilai tinggi.

Mulai dari produk bambu laminasi, sebagai pengganti kayu untuk tiang, dinding dan lantai, hingga produk mangkuk dan gelas guna memanfaatkan limbah bambu.

Kesejahteraan NTT

Fransiska menambahkan secara ekonomis bambu juga memiliki nilai jual dan potensi pasar yang tinggi. Bambu antara lain dapat diolah menjadi beragam produk turunan bahan pangan, kerajinan ramah lingkungan, furniture, maupun bahan struktur bangunan.

Dalam melestarikan bambu CIMB Niaga juga memperhatikan setiap aspek secara holistik mulai dari pembibitan, penanaman dan perawatan. Termasuk juga dalam hal pasca-panen dengan memberikan capacity building tentang pengelolaan bambu dan perencanaan keuangan serta memberikan bantuan alat mesin pelepuh kepada petani ataupun koperasi.

Hingga awal tahun 2023, total bambu yang telah ditanam CIMB Niaga sebanyak 49.400 pohon, tersebar di berbagai wilayah seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT. Dalam periode tersebut, CIMB Niaga juga telah memberikan pelatihan budidaya bambu kepada 467 petani bambu.

Moses Janga Camat Golewa, Kabupaten Ngada menyatakan, program konservasi dan pelestarian bambu oleh CIMB Niaga bekerja sama dengan Yayasan Kehati dan Yayasan Bambu Lestari telah membawa mata pencaharian baru bagi warganya. "Khususnya, bagi ibu-ibu rumah tangga Golewa, yang kini berprofesi sebagai pembibit tanaman bambu," tutur Moses.   'Mama-mama bambu', demikian sebutan bagi ibu-ibu rumah tangga tersebut. Mama-mama bambu ini membudidayakan bambu jenis betung (dendrocalamus asper), yang memiliki lingkar batang cukup besar dan panjang batang mencapai 20 meter.

Setiap bibit bambu yang dihasilkan, mama-mama bambu mendapat upah senilai Rp 2.500 dari YBL. Sejak proyek ini bergulir sekitar April 2021, setiap mama-mama bambu di kabupaten Ngada setidaknya mampu menghasilkan minimal 8.000 bibit bambu saban tahun per orang.

Kata Monica, Alhasil dalam setahun, setiap mama-mama bambu mampu mengantongi pendapatan Rp 20 juta atau setara Rp 1,7 juta per bulan. Tak sedikit juga mama-mama bambu yang mampu memperoleh penghasilan hingga Rp 2,5 juta saban bulan.

Bagi ibu rumah tangga yang semula hanya mengurus rumah, kini mendapat penghasilan yang hampir mendekati Upah Minimum Provinsi (UMP) Nusa Tenggara Timur 2023 yang sebesar Rp 2,12 juta. Tentu saja uang tersebut sangat membantu kesejahteraan keluarga mama-mama bambu.

Patut dicatat, Salah satunya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi ketiga termiskin di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022. Dua diantaranya ada Papua dengan persentase 26,56% dan Papua Barat 21,33%. Sedangkan tingkat kemiskinan di NTT mencapai 20,05%.

Dari sinilah, berkat dukungan CIMB Niaga, mama-mama bambu mampu merawat bumi sekaligus menaikkan tingkat perekonomian keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono triatmojo