Aksi bike to work kian marak, permintaan sepeda naik 20%



JAKARTA. Gerakan ramah lingkungan yang kian marak di seluruh dunia berpengaruh terhadap peningkatan permintaan sepeda, termasuk di Indonesia. Sejumlah produsen sepeda pun memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Sebab, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, permintaan ekspor sepeda juga terus mengalami peningkatan. Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), Prihadi mengatakan, kebutuhan sepeda dalam negeri meningkat sekitar 15% hingga 20% dari tahun sebelumnya menjadi 6 juta unit pada tahun ini," ungkap Prihadi kepada KONTAN.Beberapa perusahaan sepeda yang akan meningkatkan kapasitas produksi di antaranya adalah PT Insera Sena Polygon yang memproduksi sepeda bermerek Polygon akan meningkatkan kapasitas produksinya dari kapasitas sekarang menjadi 800.000 unit hingga 1 juta unit per tahun.

Promotion Manager PT Insera Sena Polygon, Peter Mulyadi mengatakan mereka memang berencana menambah kapasitas produksi sepeda di pabrik mereka yang berada di Sidoarjo pada tahun ini. "Namun peningkatan kapasitasnya tidak terlalu tinggi dari kapasitas sekarang karena kami lebih memprioritaskan kualitas," terang Peter. Peter mengatakan kapasitas pabrik mereka saat ini mencapai 1.800 unit per hari. Saat ini mereka telah menggunakan kapasitas secara penuh dan bekerja 24 jam. Sekitar 70% dari produksi mereka diekspor ke berbagai negara di Eropa dan Asia. Merek Polygon diekspor ke negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Korea dan Australia. Sedangkan ekspor ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan merek perusahaan pembeli. “Tahun 2011, diperkirakan bakal terjadi peningkatan ekspor sekitar 10% hingga 15% dilihat dari jumlah unitnya dari tahun sebelumnya,” katanya.

Selain itu, PT Terang Dunia Internusa yang memproduksi United Bike juga menambah kapasitas pabrik dari semula 200.000 unit menjadi 1 juta unit per tahun. Demikian juga dengan PT Wijaya Indonesia Makmur yang memproduksi sepeda bermerek Wim Cycle bakal menambah kapasitas produksinya. Semula pabrik mereka hanya memproduksi dari 800.000 unit akan menjadi 1 juta unit per tahun.Selama ini, dari total produksi industri sepeda dalam negeri sekitar 30% hingga 40% diekspor ke negara lain. “Sepeda dari Indonesia menurutnya mampu bersaing dalam hal kualitas dengan sepeda dari negara lain,” katanya. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan sepeda dalam negeri sendiri, Indonesia masih banyak melakukan impor sepeda. Sepeda impor yang masuk kebanyakan dari China. Meskipun harganya lebih murah, namun kualitas dan modelnya menurut Prihadi masih kalah dengan buatan dalam negeri. Selain impor sepeda, industri sepeda di Indonesia juga masih mengimpor komponen untuk sepeda yang dibuat. Adanya tarif bea masuk komponen impor sebesar 10% menurutnya cukup menghambat industri sepeda di dalam negeri. "Kami minta bea masuk di hilangkan agar industri sepeda dalam negeri bisa meningkatkan daya saing," kata Prihadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News