JAKARTA. Media sosial sepertinya menjadi sarana paling ampuh mengangkat atau menjatuhkan seseorang. Kini para pebisnis juga mulai ketar-ketir dengan informasi negatif yang bermunculan di media sosial. Apalagi bila informasi tersebut berkaitan langsung dengan mereka. Tentu kita masih ingat saat produk Sari Roti mendapat boikot dari sekelompok masyarakat. Ini terkait pernyataan manajemen PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang menyebutkan pihaknya tak terkait aksi pemberian roti gratis saat aksi 212 akhir tahun lalu. Lalu ada ajakan memboikot produk buku tulis produksi Sinar Mas Group, lantaran pemilik perusahaan ini dituding salah satu sembilan naga alias konglomerat hitam. Terbaru, seruan boikot terhadap Starbucks terkait dukungannya dengan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT)
Aksi boikot ancam bisnis para pengusaha
JAKARTA. Media sosial sepertinya menjadi sarana paling ampuh mengangkat atau menjatuhkan seseorang. Kini para pebisnis juga mulai ketar-ketir dengan informasi negatif yang bermunculan di media sosial. Apalagi bila informasi tersebut berkaitan langsung dengan mereka. Tentu kita masih ingat saat produk Sari Roti mendapat boikot dari sekelompok masyarakat. Ini terkait pernyataan manajemen PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang menyebutkan pihaknya tak terkait aksi pemberian roti gratis saat aksi 212 akhir tahun lalu. Lalu ada ajakan memboikot produk buku tulis produksi Sinar Mas Group, lantaran pemilik perusahaan ini dituding salah satu sembilan naga alias konglomerat hitam. Terbaru, seruan boikot terhadap Starbucks terkait dukungannya dengan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT)