KONTAN.CO.ID - Potensi pasar start up masih menjanjikan hingga kini. Maklum usaha rintisan ini bisa menjadi cikal bakal perusahaan besar dan menguntungkan. Inilah yang membuat perusahaan akselerator berupaya mencari start up potensial. Seperti Digitaraya.
Yansen, Kamto, Chief Executive Digitaraya menyebutkan bila perusahaan ini tengah fokus di enam sektor usaha, yakni kesehatan, pariwisata, agrikultur, pendidikan, energi, pendidikan dan logistik. Bidang yang disasar tersebut ia nilai punya potensi besar, tapi belum tergarap secara potensial.
Belum lama ini, pihaknya memutuskan menjadi investor strategis di start up bidang wisata, yakni PT Yelooo Integra Datanet atau Passpod yang bisa mengempit sekitar 5% sahamnya. Pihaknya tertarik dengan Passpod lantaran bisa memecahkan masalah bagi para pelancong inbound maupun outbound. Apalagi layanan Passpod sudah tersebar di 70 negara.
Sudah begitu, ada rencana dari Passpod untuk melantai di bursa akhir bulan ini dengan mengincar pendanaan antara Rp 32,5 miliar - Rp 49,75 miliar.
Selain Passpod, Digitaraya saat ini juga tengah membimbing delapan start up periode pertama di program akselerator. Para usaha rintisan tersebut bergerak di enam bidang yang menjadi perhatian Digitaraya.
Adapun awal mula Digitaraya terbentuk adalah di tahun 2014. Saat itu masih dengan bendera Kibar. Ada beberapa proyek yang digarap. Seperti dengan Universitas Gadjah Mada menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kotamadya Surabaya, dan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menginisiasi gerakan 1.000 start up digital.
Tahun lalu dengan Google. "Setelah adanya pengalaman itu, kami merasa perlu melangkah lebih jauh dengan membuat akselerator dan terbentuklah Digitaraya," paparnya.
Yansen menuturkan bahwa tujuan dari Digitaraya membuat ekosistem start up terlebih dahulu. Mulai dari inovasi, teknologi hingga pemecahan masalah dari sebuah bidang usaha. Setelah itu melihat potensi si start up yang bersangkutan. Bila positif, langsung berinvestasi di start up tersebut.
Ia pun optimis, Digitaraya dapat menghasilkan start up berkualitas karena metode dan kurikulum juga merupakan hasil kerja sama dengan Google.
Sedangkan sampai saat ini, Yansen bilang telah investasi ke beberapa start up lain. Sayangnya ia tidak mau menyebutkan jumlah start up dan dana yang telah menerima investasinya. "Pokoknya ada belasan dan telah jutaan dollar," tuturnya.
Selain start up lokal, Digitaraya juga sudah berinvestasi ke usaha rintisan di India dan Sri Lanka yang punya pasar mirip Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News