Aksi jual asing (net sell) masih akan menjegal langkah IHSG besok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (8/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah. Sempat menyentuh titik tertingginya di level 4.780,215, akhirnya IHSG terkoreksi 3,18% dan terkapar di zona merah pada level 4.626,69.

Sebanyak 81 saham menguat, 335 saham melemah, dan 117 saham diam di tempat. Adapun jumlah total transaksi yang terjadi sebesar Rp 6,14 triliun.

Untuk perdagangan besok, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG masih berpotensi untuk lanjut melemah. Adapun katalis yang akan menentukan gerak IHSG masih seputar penanggulangan penyebaran virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia dan negara lain.


Selain itu, secara teknikal pun IHSG masih memperlihatkan potensi untuk mengalami koreksi lanjutan. Proyeksi dia, IHSG akan melemah dengan kisaran 4.550–4.750.

Baca Juga: Ini faktor yang bikin IHSG keok 3,18% pada Rabu (8/4)

Analis Sucor Hendriko Gani sependapat, IHSG bakal melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (9/4). Terawangan Hendriko, IHSG akan melemah dengan kisaran support 4.400–4.500 dan resistance di kisaran 4.900–5.000.

Selain faktor teknikal, pelemahan IHSG juga didorong oleh bursa global yang cenderung melemah dan aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing yang masih besar. Hendriko menilai, aksi jual bersih ini menandakan investor asing masih ragu dengan pasar modal tanah air.

“Sebenarnya wajar kalau asing masih net sell sekali-kali, tetapi yang jadi masalah adalah net sell asing sangat konsisten akhir-akhir ini,” terang Hendriko kepada Kontan.co.id, Rabu (8/4).

Baca Juga: BEI masih mengantongi 20 calon emiten dalam pipeline IPO

Melansir data BEI, hari ini investor asing mencatatkan net sell Rp 328,88 miliar di semua pasar. Sejak sepekan, dana asing yang menguap dari pasar saham tanah air mencapai Rp 1,75 triliun di semua pasar.

Bahkan sejak awal tahun, dana asing yang kabur dari pasar ekuitas tanah air mencapai Rp 12,15 triliun di semua pasar.

Namun, menurut Hendriko hal ini tidak hanya dialami oleh pasar modal Indonesia saja. Indeks-indeks dunia pun saat ini cukup volatile dan memperlihatkan ketakutan yang cukup besar pada psikologis investor.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar IHSG menguap Rp 1.892 triliun sejak awal tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati