Aksi jual berlanjut, IHSG pagi kian tak berkutik



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan penurunan kemarin, pagi ini (14/9). Mengutip data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat anjlok 1,02% menjadi 5.162,87.

Investor asing masih terlihat melepas kepemilikannya atas saham-saham Indonesia. Di seluruh market maupun pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing masing-masing senilai Rp 33,8 miliar.

Ada 163 saham yang merosot. Sementara, jumlah saham yang naik hanya mencapai 31 saham dan 49 saham lainnya diam di tempat.


Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 468,808 juta saham dengan nilai transaksi Rp 330,851 miliar.

Sementara itu, sepuluh sektor kompak memerah. Adapun tiga sektor dengan penurunan terdalam di antaranya: sektor pertambangan turun 1,58%, sektor konstruksi turun 1,26%, dan sektor agrikultur turun 1,26%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers pagi ini yaitu: PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 5,24% menjadi Rp 434, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 3,99% menjadi Rp 2.650, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 3,49% menjadi Rp 6.225.

Sedangkan di posisi top gainers, hanya ada dua saham yang berhasil naik pada indeks LQ 45, yakni: PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) naik 0,45% menjadi Rp 448 dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang naik 0,59% menjadi Rp 17.125.

Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim memprediksi, volume transaksi perdagangan akan minim hingga akhir pekan ini. Selain itu, lanjutnya, meningkatnya kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga Fed pekan depan juga membuat investor bersikap hati-hati.

"Dari sisi domestik, tahap pertama dari program amnesti pajak dijadwalkan akan berakhir bulan ini. Namun, markets participants telah menyuarakan keprihatinan atas target yang dicapai. Secara keseluruhan, kami memprediksi terjadi aksi profit taking lanjutan oleh investor asing. Kami merekomendasikan investor untuk mengambil pendekatan konservatif dalam jangka pendek," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie