TOKYO. Bursa Asia dibuka negatif pada transaksi perdagangan hari ini (7/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.01 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8%. Penurunan terdalam dialami indeks Topix Jepang sebesar 1,8% setelah ditutup selama dua hari karena libur nasional.Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6%, indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,3%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%.Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya Panasonic Corp yang turun 3%, Idemitsu Kosan Co turun 5,6%, Lynas Corp turun 6,7%. Salah satu faktor yang menyebabkan peurunan bursa Asia adalah penguatan yen terhadap dollar AS. Kondisi ini menyebabkan outlook kinerja emiten-emiten berbasis ekspor Jepang menjadi negatif. Sentimen lainnya adalah kecemasan investor terkait perlambatan ekonomi China. "Investor masih harus tetap berhati-hati. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk mengakumulasikan keuntungan di tengah fluktuasi pasar seperti sekarang ini," jelas Matthew Sherwood, head of investment markets research Perpetual Ltd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aksi jual di bursa Jepang menekan bursa Asia
TOKYO. Bursa Asia dibuka negatif pada transaksi perdagangan hari ini (7/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.01 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,8%. Penurunan terdalam dialami indeks Topix Jepang sebesar 1,8% setelah ditutup selama dua hari karena libur nasional.Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6%, indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,3%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%.Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Asia. Beberapa di antaranya Panasonic Corp yang turun 3%, Idemitsu Kosan Co turun 5,6%, Lynas Corp turun 6,7%. Salah satu faktor yang menyebabkan peurunan bursa Asia adalah penguatan yen terhadap dollar AS. Kondisi ini menyebabkan outlook kinerja emiten-emiten berbasis ekspor Jepang menjadi negatif. Sentimen lainnya adalah kecemasan investor terkait perlambatan ekonomi China. "Investor masih harus tetap berhati-hati. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk mengakumulasikan keuntungan di tengah fluktuasi pasar seperti sekarang ini," jelas Matthew Sherwood, head of investment markets research Perpetual Ltd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News