TOKYO. Bursa saham Asia ditransaksikan melorot pagi ini. Dengan demikian, ini merupakan penurunan pertama dalam empat hari terakhir setelah harga minyak dunia mengalami reli ke atas level US$ 100 sebarel. Pada pukul 09.21 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6% menjadi 138,19. Pada minggu lalu, bursa acuan di kawasan regional tersebut melorot 2,1% seiring ketegangan politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing anjlok 1,3%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,8%. Adapun saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia di antaranya: Qantas Airways Ltd yang turun 1,7% di Sydney dan Toyota Motor Corp yang mengalami penurunan di Tokyo."Ketidakpastian mengenai masa depan perekonomian global kembali muncul. Selain itu, ada pula kecemasan akan inflasi tinggi di emerging market sehingga tingginya biaya operasional akan memangkas laba perusahaan," papar Hiroichi Nishi, Equities Manager Nikko Cordial Securities Inc.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aksi jual melanda bursa Asia seiring ketegangan politik dan kecemasan inflasi
TOKYO. Bursa saham Asia ditransaksikan melorot pagi ini. Dengan demikian, ini merupakan penurunan pertama dalam empat hari terakhir setelah harga minyak dunia mengalami reli ke atas level US$ 100 sebarel. Pada pukul 09.21 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6% menjadi 138,19. Pada minggu lalu, bursa acuan di kawasan regional tersebut melorot 2,1% seiring ketegangan politik yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing anjlok 1,3%. Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,8%. Adapun saham-saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia di antaranya: Qantas Airways Ltd yang turun 1,7% di Sydney dan Toyota Motor Corp yang mengalami penurunan di Tokyo."Ketidakpastian mengenai masa depan perekonomian global kembali muncul. Selain itu, ada pula kecemasan akan inflasi tinggi di emerging market sehingga tingginya biaya operasional akan memangkas laba perusahaan," papar Hiroichi Nishi, Equities Manager Nikko Cordial Securities Inc.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News