JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari zona merah di sesi I perdagangan, Senin (2/11). Data RTI menunjukkan indeks berakhir turun 0,14% atau 6,30 poin ke level 4.448,88 pukul 12.00 WIB. Tercatat 148 saham bergerak turun, 90 saham bergerak naik, dan 67 saham stagnan. Perdagangan di rehat pertama ini melibatkan 1,77 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,10 triliun. Sektor keuangan memimpin pelemahan lima dari 10 indeks sektoral yakni turun 1,22%. Sedangkan, sektor infrastruktur memimpin penguatan yakni naik 1,49%.
Memerahnya IHSG juga dipicu oleh aksi jual asing. Di sesi I ini, tercatat net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 173,910 miliar atau secara keseluruhan mencapai Rp 215,159 miliar. "Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat, kondisi itu mendorong pelaku pasar melakukan aksi jualnya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikutip dari
Antara. Reza Priyambada menambahkan bahwa bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang kembali menunda untuk menaikkan suku bunga acuannya juga ditanggapi negatif oleh pelaku pasar, pasalnya situasi itu menambah ketidakpastian investor melakukan investasi di aset berisiko, akibatnya tren penurunan indeks BEI terus berlanjut. Ia mengharapkan telah disetujuinya untuk disahkan dengan syarat Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2016 menjadi Undang-Undang dapat mengurangi sentimen negatif di pasar saham dalam negeri. Mengacu data Bloomberg, Senin (2/11) indeks MSCI Asia Pacific turun 1% pukul 12.47 waktu Tokyo.
Indeks MSCI Asia Pacific merosot setelah lompat bulanan terbesar dalam enam tahun. Pemicunya, data PMI manufaktur China berada di angka 48,3 di Oktober atau berada di bawah 50 yang artinya masih kontraksi. Di samping itu, minyak menghentikan kenaikannya dalam tiga hari sebelumnya. Sementara itu, indeks Topix Jepang melorot 2,2%, berada di jalur penurunan harian terbesar dalam sebulan. Indeks Hang Seng China Enterprises Hong Kong turun 0,4% setelah melonjak 11% bulan lalu. Sedangkan indeks Shanghai Composite berfluktuasi. Di sisi lain, indeks Australia S & P / ASX 200 turun 1,2%, dipimpin oleh saham bank dan perusahaan telepon, sementara S & P / Indeks NZX 50 Selandia Baru sedikit berubah. Indeks Kospi di The Seoul juga sedikit berubah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto