Aksi jual menyeret IHSG jelang rilis The Fed



JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhenti di zona merah perdagangan sesi I, Rabu (16/3). Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,13% atau 6,195 poin ke level 4.843,586 poin.

 Tercatat 160 saham bergerak naik, 99 saham bergerak turun, dan 97 saham stagnan. Di perdagangan rehat pertama ini, melibatkan 2,63 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,54 triliun.

Lima dari 10 indeks sektoral memerah. Di antaranya; barang konsumsi turun 0,63%, keuangan turun 0,46%, dan perdagangan turun 0,38%.


Sementara sisanya yang menghijau antara lain; pertambangan naik 0,97%, industri lainnya naik 0,71%, dan konstruksi naik 0,71%.

Aksi jual asing turut menyeret IHSG ke zona merah. Di pasar reguler, net sell asing Rp 85,217 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan Rp 295,735 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 2,86% ke Rp 2.035, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 2,78% ke Rp 1.925, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 2,69% ke Rp 7.225.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 5,77% ke Rp 825, PT Wijaya Karya (WIKA) naik 4,13% ke Rp 2.650, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,57% ke Rp 725.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan indeks BEI kembali mengalami penurunan di tengah antisipasi investor saham terhadap pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terkait kebijakan suku bunga.

"Pelaku pasar kembali mengambil posisi aksi jual seraya menanti hasil pertemuan FOMC," kata Reza, dikutip dari Antara.

Di sisi lain, lanjut dia, penilaian negatif Bank Dunia terhadap kajian atau outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,1 % turut menjadi salah satu yang memicu sebagian investor saham di dalam negeri menahan transaksi beli sehingga IHSG bergerak di area negatif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto