JAKARTA. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengusung boneka gurita raksasa dalam peringatan Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada hari ini (1/5). Gurita ini sebagai sebagai simbol bahwa jurnalis semakin terjepit dalam konglomerasi media saat ini. Dalam aksi ini, AJI Jakarta menilai konglomerasi media yang sedang terjadi ini kian menakutkan. Sebab, AJI Jakarta menilai, pemusatan kepemilikan media akan mengancam independensi ruang redaksi. "Kolaborasi penguasa partai politik dan penguasa media massa bakal menempatkan posisi pers Indonesia menjadi lebih rentan terhadap berbagai intervensi politik kekuasaan terhadap jurnalis," kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris dalam siaran persnya, Selasa (1/5).Dalam aksi ini, AJI Jakarta juga menuntut perusahaan media meningkatkan kesejahteraan para jurnalis. Berdasarkan survei yang dilakukan AJI Jakarta, upah layak jurnalis 2012 ini adalah sebesar Rp 5,2 juta per bulan. "Kami mendesak upah layak ini dijadikan acuan bagi perusahaan media dalam memberikan upah minimal kepada jurnalis dengan pengalaman minimal 1-3 tahun," kata Umar.AJI Jakarta juga mendesak perusahaan media memberikan kebebasan bagi jurnalis mendirikan serikat perkerja. Sebab, kebebasan berserikat ini dilindungi oleh undang-undang dasar. AJI Jakarta bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) sendiri telah mengajCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aksi May Day, AJI Jakarta usung gurita raksasa
JAKARTA. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengusung boneka gurita raksasa dalam peringatan Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada hari ini (1/5). Gurita ini sebagai sebagai simbol bahwa jurnalis semakin terjepit dalam konglomerasi media saat ini. Dalam aksi ini, AJI Jakarta menilai konglomerasi media yang sedang terjadi ini kian menakutkan. Sebab, AJI Jakarta menilai, pemusatan kepemilikan media akan mengancam independensi ruang redaksi. "Kolaborasi penguasa partai politik dan penguasa media massa bakal menempatkan posisi pers Indonesia menjadi lebih rentan terhadap berbagai intervensi politik kekuasaan terhadap jurnalis," kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris dalam siaran persnya, Selasa (1/5).Dalam aksi ini, AJI Jakarta juga menuntut perusahaan media meningkatkan kesejahteraan para jurnalis. Berdasarkan survei yang dilakukan AJI Jakarta, upah layak jurnalis 2012 ini adalah sebesar Rp 5,2 juta per bulan. "Kami mendesak upah layak ini dijadikan acuan bagi perusahaan media dalam memberikan upah minimal kepada jurnalis dengan pengalaman minimal 1-3 tahun," kata Umar.AJI Jakarta juga mendesak perusahaan media memberikan kebebasan bagi jurnalis mendirikan serikat perkerja. Sebab, kebebasan berserikat ini dilindungi oleh undang-undang dasar. AJI Jakarta bersama sejumlah organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) sendiri telah mengajCek Berita dan Artikel yang lain di Google News