JAKARTA. Tahun ini, semakin banyak bank memilih tumbuh secara anorganik. Berdasarkan survei PwC Indonesia terhadap 82 bankir bank lokal dan bank asing, sebanyak 46% di antara mereka menyiapkan pertumbuhan anorganik. Sisanya, akan melakukan pertumbuhan organik, seperti penambahan modal, penyaluran kredit, tambah nasabah dan buka cabang baru. "Pertumbuhan anorganik itu seperti melakukan merger atau akuisisi untuk memperbesar saham," jelas Jusuf Wibisana, Partner Assurance PwC Indonesia, Selasa (30/4). Alasan bank mengejar pertumbuhan lewat jalur ini karena melihat ada kendala di tahun ini, seperti kurangnya sumber daya manusia. Sementara, kompetisi antarbank, mulai dari perolehan sumber dana hingga pemberian kredit, semakin ketat. Bank Indonesia (BI) juga menetapkan kewajiban penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta mengatur kredit konsumsi.
Aksi merger dan akuisisi bank kian marak
JAKARTA. Tahun ini, semakin banyak bank memilih tumbuh secara anorganik. Berdasarkan survei PwC Indonesia terhadap 82 bankir bank lokal dan bank asing, sebanyak 46% di antara mereka menyiapkan pertumbuhan anorganik. Sisanya, akan melakukan pertumbuhan organik, seperti penambahan modal, penyaluran kredit, tambah nasabah dan buka cabang baru. "Pertumbuhan anorganik itu seperti melakukan merger atau akuisisi untuk memperbesar saham," jelas Jusuf Wibisana, Partner Assurance PwC Indonesia, Selasa (30/4). Alasan bank mengejar pertumbuhan lewat jalur ini karena melihat ada kendala di tahun ini, seperti kurangnya sumber daya manusia. Sementara, kompetisi antarbank, mulai dari perolehan sumber dana hingga pemberian kredit, semakin ketat. Bank Indonesia (BI) juga menetapkan kewajiban penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta mengatur kredit konsumsi.