Aksi Merger dan Akuisisi Diproyeksi Meningkat Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memproyeksikan tahun depan aksi merger dan akuisisi (M&A) meningkat. 

Kepala Biro Humas dan Kerja Sama KPPU Deswin Nur mengatakan, tahun depan kemungkinan merger dan akuisisi akan meningkat karena tahun politik dan konsolidasi pasar akibat perlambatan ekonomi.

Ia menjelaskan ada beberapa penyebab aksi merger dan akuisisi bakal meningkat di antaranya karena intensitas persaingan yang tinggi sehingga membuat perusahaan melakukan efisiensi bisnis. Selain itu, meningkatnya investasi atau minat asing ke Indonesia, konsolidasi bisnis akibat perlambatan ekonomi, ekspansi pasar untuk konglomerasi atau meningkatkan kekuatan pasar.


Baca Juga: KPPU: Kasus Google Play Billing System Masuk ke Tahap Pemberkasan

"Jadi bisa beragam [penyebabnya], tentunya pelaku bisnis yang lebih mengetahui alasan-alasan merger dan akuisisi yang dilakukan mereka," kata Deswin saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (1/12).

Deswin menerangkan, untuk notifikasi merger dan akuisisi yang masuk ke KPPU total per akhir Oktober mencapai 116 notifikasi, dengan 3 di antaranya transaksi penggabungan atau merger.

"Tidak ada target untuk notifikasi, karena bukan faktor yang bisa dikendalikan KPPU. Tahun lalu 300 notifikasi, belum dipilah berdasarkan jenis, tetapi merger atau penggabungan merupakan transaksi yang jarang diterima notifikasinya," ujar Deswin.

Baca Juga: Kadin dan KPPU Teken MoU untuk Dukung Persaingan Usaha yang Sehat

Ia menambahkan, keuntungan merger dan akuisisi bagi perusahaan antara lain untuk efisiensi, ekspansi, dan memenangkan persaingan tentunya.

Untuk diketahui, wacana akuisisi akan kembali terjadi pada salah satu perusahaan. Prajogo Pangestu, orang terkaya di Indonesia siap kembali memberi kejutan dengan rumor, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten infrastruktur yang ada di bawah kendalinya bakal melancarkan aksi akuisisi bernilai triliunan rupiah.

Diberitakan KONTAN sebelumnya, BREN kini sedang bernegosiasi untuk mengakuisisi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Sulawesi dengan nilai di atas US$ 100 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .