Aksi Mogok Lumpuhkan Belgia, Ruang Udara Ditutup 24 Jam



KONTAN.CO.ID - DW. Semua penerbangan masuk dan keluar dari Belgia dibatalkan sampai Rabu malam (13/2) karena pekerja angkutan umum menggelar aksi mogok 24 jam. Semua sektor, mulai dari transportasi publik, pengumpulan sampah, layanan pos, rumah sakit dan pusat perdagangan ikut terpengaruh.

Otoritas lalu lintas udara Belgia mengatakan, pihaknya terpaksa menutup wilayah udara negara itu antara hari Selasa jam 10 malam sampai hari Rabu jam 10 malam waktu setempat.

Aksi mogok massal di Belgia, yang menjadi markas besar Uni Eropa dan NATO dilancarkan serikat buruh yang menuntut upah lebih tinggi. Pemogokan dilakukan sebagai tanggapan atas gagalnya negosiasi upah. Serikat buruh menolak tawaran kenaikan upah 0,8 persen untuk periode 2019-2020, dengan alasan tawaran itu terlalu rendah.


Transportasi publik lumpuh

Organisasi pengawas lalu lintas udara Belgia, Skeyes, mengatakan dalam sebuah pernyataan, karena ada ketidakpastian soal kehadiran personal, mereka memutuskan menutup ruang udara "untuk menjamin keselamatan lalu lintas udara."

Di bandara Brussels, semua penerbangan masuk dan keluar Belgia untuk hari ini dibatalkan.

Maskapai penerbangan Jerman TUI fly yang mengoperasikan penerbangan ke Belgia dari bandara Prancis dan Belanda terdekat mengumumkan pembatalan seluruh penerbangan.

Semua penerbangan melewati ruang udara Belgia di bawah ketinggian 8.000 meter tidak diijinkan. Di atas ketinggian itu, semua pesawat terbang yang melalui wilayah Belgia akan dikendalikan oleh pusat kendali di kota Maastricht, Belanda.

Pertemuan NATO

Kereta api Belgia dan sistem transportasi publik lainnya mengalami gangguan parah selama aksi mogok. Beberapa jaringan kereta internasional seperti kereta Eurostar, Thalys dan SNCB juga turut terpengaruh.

Brussels akan menjadi tuan rumah pertemuan para menteri pertahanan negara anggota hari Rabu, disertai para pejabat militer aliansi transatlantik itu.

Seorang pejabat NATO mengatakan, pertemuan itu tetap akan berlangsung. "Kami tidak melihat adanya dampak besar pemogokan bagi pertemuan itu," katanya.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti