Aksi Occupy Wall Street menyebar ke empat benua



LONDON. Aksi demonstrasi yang menentang ketidakadilan ekonomi menyebar ke empat benua pada akhir pekan lalu. Demonstrasi yang bermula di New York dan Chicago sejak bulan lalu tersebut, kini mulai menjalar ke Roma, Hongkong, hingga London. Secara total, sudah 250 orang ditahan setelah aksi demonstrasi berubah menjadi aksi kekerasan kemarin.Para demonstran yang menamakan aksi mereka sebagai Occupy Wall Street dimulai sejak 15 Oktober lalu. Sekitar 6.000 orang berkumpul di Times Square untuk melakukan aksi protes atas ketamakakan Wall Street.

Kemarin, Departemen Polisi New York menahan sekitar 92 orang. Sementara itu, sejumlah media juga memberitakan mengenai aksi tersebut. Harian Corriere della Sera di Roma memberitakan, dari 200.000 demosntran yang melakukan unjuk rasa, lebih dari 100 orang diantaranya mengalami luka-luka.Sedangkan Chicago Tribune menulis, polisi Chicago menahan sekitar 175 demonstran di Grant Park kemarin setelah mereka menolak membubarkan diri. Di London, delapan orang ditahan setelah demonstran memaksa untuk masuk kawasan Paternoster Square, yang merupakan lokasi dari London Stock Exchange. Situasi di London memang tak kalah menegangkan dengan aksi di kota-kota dunia lainnya. Lebih dari 250 orang berkemah di plaza depan Katedral St. Paul. Sejumlah spanduk pun dibentangkan. Beberapa tulisan yang terlihat adalah "People Before Profit" dan "The People are Too Big to Fall"."Demonstran berencana untuk bertahan selama mungkin," jelas Spyro van Leemnen, demonstran Occupy London Stock Exchange. Sementara di Hongkong, aksi protes sudah memasuki hari kedua kemarin. Sekitar 40 demonstran berkemah di kantor pusat HSBC Holdings Plc di Asia. Selain di kota-kota itu, aksi serupa juga terjadi di Sydney, Toronto, Seoul, Taipei, dan Tokyo. "Wall Street sudah mulai melakukan kampanye yang mempertanyakan mengenai kapitalisme. Namun itu belum cukup. Saya ingin kapitalisme dihilangkan," jelas Derrick Benig, seorang mahasiswa berusia 22 tahun.Juru Bicara Occupy Wall Street Patrick Burner mengungkapkan, pihaknya sudah mengumpulkan 300.000 tandatangan sebagai bentuk dukungan dari masyarakat dan politisi. Bahkan 3.000 orang rela mengantre untuk mengetahui informasi mengenai aksi ini. Organisasi ini juga mengklaim, ada 1.500 demonstrasi serupa di kota-kota besar dunia. Sekitar 100 di antaranya ada di AS.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie