Aksi Profit Taking Buat harga Emas Melorot



SINGAPURA. Aksi jual emas oleh para investor membuat harga si kuning terang ini kembali melorot. Padahal, dalam satu bulan belakangan, harga emas sudah mengalami kenaikan sebesar 12%.

“Ada aksi profit taking, namun secara keseluruhan, pergerakan harga emas cukup baik dan mencoba menjadi logam dengan performa terbaik pada tahun ini,” jelas Jonathan Barratt, managing director Commodity Broking Services.

Tepat pukul 15.07 waktu Singapura, kontrak harga emas untuk pengantaran cepat turun 0,4% menjadi US$ 834,83 per troy ounce. Padahal di New York kemarin, harga emas berada di level US$ 838,45. Sementara, harga emas untuk pengantaran bulan Februari tidak banyak mengalami perubahan dan berada di posisi US$ 835,30 per troy ounce di New York Mercantile Exchange divisi Comex.


Barratt mengatakan, harga emas boleh jadi akan terus menanjak jika posisi US$ 830 sudah terbukti menjadi level support yang paling kuat.

Sementara itu di Tokyo, emas untuk pengantaran Oktober mengalami kenaikan sebesar 0,4% menjadi 2.421 yen per gram atau US$ 835 per troy ounce. Sedangkan emas di Shanghai untuk pengantaran Juni melorot 0,3% menjadi 182,95 yuan per gram atau US$ 831 per troy ounce.

“Volatilitas emas akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Kami memprediksi emas akan memiliki performa yang jauh lebih baik pada tahun depan. Sedangkan perak masih dipengaruhi oleh lemahnya permintaan industri,” jelas Hussein Allidina, analis Morgan Stanley New York.

Catatan saja, emas mengalami kenaikan tertinggi dalam satu bulan terakhir sejak 16 Juli 2006 lalu. Ini disebabkan para investor berbondong-bondong membeli emas sebagai investasi alternatif. Naiknya harga emas pada waktu itu juga dipicu oleh pelemahan dolar yang terjadi pada periode yang sama. Pada pukul 15.21 waktu Hongkong, dolar diperdagangkan pada posisi 1,3697 per euro setelah anjlok ke level terendah sejak 14 Oktober lalu.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie