Aksi Profit Taking Membuat Bitcoin Berbalik Arah Melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin, Ethereum dan aset kripto berkapitalisasi besar lainnya berbalik terkoreksi pada perdagangan, Kamis (3/2). Kekuatan penguatan Bitcoin ternyata hanya bertahan 2 hari, setelah itu Bitcoin kembali dalam tren menurun.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 15.15 WIB, Bitcoin terkoreksi 3,36% ke level US$ 37.089,69 per BTC. Sementara Ethereum (ETH) juga turun 2,84% ke US$ 2.679,99 per ETH . Selain itu, Binance Coin (BNB) dan Cardano (ADA) juga sama-sama melemah 2,77% dan 1,88% menjadi masing-masing US$ 369,04 per BNB dan US$ 1,04 per ADA. 

Chief Executive Officer Litedex Protocol Andrew Suhalim mengatakan, koreksi yang terjadi saat ini karena investor cenderung melakukan aksi jual (profit taking) setelah harga sempat menguat tipis. Investor cenderung mengambil posisi jangka pendek, di mana mereka membeli di harga rendah (buy on dip) kemudian menjualnya ketika sudah mengalami kenaikan.


“Volatilitas penguatan Bitcoin  2 hari di awal Februari merupakan aksi para spekulator untuk menutupi kerugian yang terjadi turunnya harga Bitcoin selama 2 minggu, sehingga para spekulator bisa menutupi kerugian sebelumnya, “ kata Andrew dalam riset hariannya, Kamis (3/2).

Baca Juga: Sudah 2 Pekan Harga Bitcoin Mentok di US$ 38.000, Berikut Proyeksi JPMorgan Tahun Ini

Ia bilang, beberapa analis pesimistis bahwa kripto dapat pulih dalam jangka pendek. Indikator pasar seperti volume perdagangan dan volatilitas masih rendah, menunjukkan kurangnya keyakinan di antara pembeli dan penjual kripto.

Selain itu, investor juga cenderung beralih ke pasar risiko lainnya seperti saham. Pasar saham global utamanya pasar saham Amerika Serikat (AS) mulai kembali pulih dari zona koreksi yang cukup panjang selama Januari lalu. 

Cerahnya Wall Street dibantu kinerja pendapatan dan laba positif dari beberapa perusahaan teknologi besar di AS seperti induk Google Alphabet dan pembuat chip Advanced Micro Devices. Saham teknologi besar AS telah menjadi pendorong utama rebound-nya Wall Street dalam empat hari terakhir, karena investor memfokuskan kembali perhatian mereka pada musim pendapatan, setelah perusahaan teknologi mega cap terus melaporkan hasil kuartalan yang kuat.

“Meski beberapa saham teknologi besar di AS sukses mencatatkan kinerjanya yang positif, tetapi hal tersebut belum membangkitkan kembali pasar kripto, seperti pada November tahun lalu,” imbuhnya.

Sementara dari sisi teknikal, Andrew mengatakan Bitcoin gagal bertahan di kisaran level US$ 38.000, meskipun pembeli jangka pendek dapat tetap aktif di atas level support US$ 34.000.

Baca Juga: Dianggap Berisiko Paling Rendah, Kinerja Bitcoin Mengalahkan Aset Kripto Lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat