Aksi profit taking seret IHSG di hari terakhir Mei



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah pada perdagangan di hari terakhir Mei, Selasa (31/5). Mengacu data RTI, indeks dibuka terkoreksi 0,16% ke level 4.828,96 pukul 09.27 WIB.

Tercatat 107 saham bergerak naik, 76 saham bergerak turun, 74 saham stagnan. Di awal perdagangan ini melibatkan 529 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 453,7 miliar.

Tujuh dari 10 indeks sektoral menyeret indeks ke zona merah. Sektor aneka industri memimpin pelemahan 0,40%. Sementara, sektor pertambangan yang memimpin penguatan 0,61%.


Meski memerah, beli asing masih mewarnai perdagangan pagi ini walaupun relatif kecil. Di pasar reguler, net buy asing Rp 35,955 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 365,961 miliar.

Kenaikan IHSG selama empat hari berturut-turut membuat RSI dan Stochastic mulai mendekati area overbought. Selain itu pergerakan nilai tukar juga akan menjadi sentimen negatif pada perdagangan hari ini. Selective buy dapat menjadi strategi yang tepat untuk hari ini.

"Perdagangan hari ini, IHSG masih berpotensi menguat terbatas namun rawan aksi profit taking," ujar David Sutyanto, analis First Asia Capital dalam Market Research, Selasa (31/5).

Sentimen kenaikan tingkat suku bunga The Fed masih menjadi perhatian utama pasar menyusul meningkatnya kemungkinan kenaikan tingkat bunga di AS dalam beberapa bulan mendatang setelah akhir pekan lalu Yellen memberikan pernyataan The Fed berpeluang menaikkan tingkat bunganya.

Wall Street semalam ditutup memperingati libur nasional Memorial Day. Di zona Euro indeks Eurostoxx kemarin menguat 0,37% di 3090,01. Sedangkan harga minyak mentah tadi malam menguat tipis di US$ 49,60 per barel. Pertemuan OPEC pada tanggal 2 Juni ini menjadi penentu arah pergerakan harga minyak.

Pertemuan ECB Kamis pekan ini juga menjadi perhatian pasar, diharapkan ECB tetap mempertahankan program stimulusnya saat ini, dalam bentuk quantitative easing dengan alokasi dana hingga 80 miliar euro setiap bulannya dan memotong bunga simpanan hingga di bawah 0%.

Editor: Yudho Winarto