Selain masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, David Steward juga dinobatkan sebagai orang kulit hitam kedua terkaya di Amerika Serikat (AS) dengan total kekayaan mencapai US$ 4 miliar di awal 2019. Posisinya hanya sedikit di bawah Robert F. Smith, pendiri sekaligus CEO dari Vista Equity Partners LLC yang memiliki total kekayaan sebesar US$ 4,5 miliar. Lahir di lingkungan keagamaan, hingga saat ini David Steward sangat aktif mengikuti kegiatan di gereja. Mengalami masa muda yang sulit dan penuh diskriminasi, David Steward pun mencoba mencari sendiri dukungan tambahan. Ia mendapatkan hal tersebut lewat kegiatan keagamaan yang dianutnya yaitu Kristen, terutama di kampung halamannya, di Missouri dan St. Louis. Ia bahkan sempat masuk dalam buku dengan tema agama berjudul Doing Business By the Good Book. Dalam buku itu, David menceritakan bahwa pengalamannya menjadi sosok yang tangguh dimulai dari pengabdiannya di gereja atau lebih sering disebut sekolah minggu. Ia menjadi salah satu orang yang menyebarkan ide tersebut, sekaligus menjadi pengajar bagi orang-orang seagama di lingkungannya. Awalnya, kegiatan tersebut tidak diminati oleh banyak orang, ia hanya memulai kegiatan tersebut dengan istrinya dan satu orang petugas gereja.
Aktif di gereja dan menjadi kulit hitam terkaya di AS (4)
Selain masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, David Steward juga dinobatkan sebagai orang kulit hitam kedua terkaya di Amerika Serikat (AS) dengan total kekayaan mencapai US$ 4 miliar di awal 2019. Posisinya hanya sedikit di bawah Robert F. Smith, pendiri sekaligus CEO dari Vista Equity Partners LLC yang memiliki total kekayaan sebesar US$ 4,5 miliar. Lahir di lingkungan keagamaan, hingga saat ini David Steward sangat aktif mengikuti kegiatan di gereja. Mengalami masa muda yang sulit dan penuh diskriminasi, David Steward pun mencoba mencari sendiri dukungan tambahan. Ia mendapatkan hal tersebut lewat kegiatan keagamaan yang dianutnya yaitu Kristen, terutama di kampung halamannya, di Missouri dan St. Louis. Ia bahkan sempat masuk dalam buku dengan tema agama berjudul Doing Business By the Good Book. Dalam buku itu, David menceritakan bahwa pengalamannya menjadi sosok yang tangguh dimulai dari pengabdiannya di gereja atau lebih sering disebut sekolah minggu. Ia menjadi salah satu orang yang menyebarkan ide tersebut, sekaligus menjadi pengajar bagi orang-orang seagama di lingkungannya. Awalnya, kegiatan tersebut tidak diminati oleh banyak orang, ia hanya memulai kegiatan tersebut dengan istrinya dan satu orang petugas gereja.