Debat calon presiden dan calon wakil presiden menjelang pemilihan umum Aril 2019 yang di gelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai membetot perhatian masyarakat Indonesia. Masyarakat tak hanya menikmati tontonan politisi yang berdebat, tapi mulai menyadar mengenai pentingnya akurasi data, dan verifikasi data, bukan sekadar main kata-kata. Terlihat dari dua kali debat yang digelar KPU, masyarakat ramai-ramai mempertanyakan validitas data yang diucapkan oleh para calon. KONTAN bersama 23 media nasional lain, baik cetak maupun elektronika juga berkomitmen untuk bersama-sama melakukan cek fakta atas data-data maupun pernyataan yang diklaim oleh para politisi. Hasilnya, pada debat perdana medio Januari 2019 lalu terungkap beberapa klaim yang tidak sesuai fakta. Misalnya, klaim seorang aparat desa mendukung salah satu pasangan calon di kriminalisasi, faktanya yang bersangkutan bukan hanya sekadar mendukung, melainkan mengerahkan massa bagi-bagi duit uang sehingga melanggar UU pemilu.
Aktif mengecek fakta
Debat calon presiden dan calon wakil presiden menjelang pemilihan umum Aril 2019 yang di gelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai membetot perhatian masyarakat Indonesia. Masyarakat tak hanya menikmati tontonan politisi yang berdebat, tapi mulai menyadar mengenai pentingnya akurasi data, dan verifikasi data, bukan sekadar main kata-kata. Terlihat dari dua kali debat yang digelar KPU, masyarakat ramai-ramai mempertanyakan validitas data yang diucapkan oleh para calon. KONTAN bersama 23 media nasional lain, baik cetak maupun elektronika juga berkomitmen untuk bersama-sama melakukan cek fakta atas data-data maupun pernyataan yang diklaim oleh para politisi. Hasilnya, pada debat perdana medio Januari 2019 lalu terungkap beberapa klaim yang tidak sesuai fakta. Misalnya, klaim seorang aparat desa mendukung salah satu pasangan calon di kriminalisasi, faktanya yang bersangkutan bukan hanya sekadar mendukung, melainkan mengerahkan massa bagi-bagi duit uang sehingga melanggar UU pemilu.