KONTAN.CO.ID - Boeing pada hari Rabu menunjuk veteran industri kedirgantaraan Kelly Ortberg sebagai CEO-nya untuk membalikkan keadaan pembuat pesawat yang dilanda masalah hukum setelah merugi lebih dari $1 miliar. Ortberg akan mulai bergabung dengan Boeng pada 8 Agustus dengan tugas untuk membangun kembali kepercayaan dengan regulator, industri dan publik selama krisis kualitas. Boeing telah terperosok dalam krisis reputasi dan keselamatan setelah ledakan panel kabin di udara pada 5 Januari pada jet MAX 9 yang dioperasikan Alaska Airlines
yang membawa 171 penumpang.
Pembuat pesawat itu membukukan kerugian $1,4 miliar pada pendapatan $16,9 miliar, kurang dari konsensus di antara para analis sebesar $17,2 miliar, menurut data LSEG. Kerugiannya mencapai $2,90 per saham, lebih buruk dari ekspektasi kerugian $1,97 per saham.
Baca Juga: Turun Tajam, Laba Airbus Hanya US$ 879,7 juta per Kuartal II-2024 Kepala Keuangan Boeing Brian West mengatakan kepada para analis melalui panggilan konferensi bahwa ia memperkirakan penggunaan kas pada tahun 2024 akan lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya dan memperkirakan pembakaran kas selama kuartal ketiga. Penggunaan arus kas bebas perusahaan pada kuartal kedua adalah $4,33 miliar. Krisis perusahaan menyebabkan perombakan eksekutif di mana CEO Dave Calhoun memutuskan untuk mengundurkan diri pada akhir tahun dan ketua dewan Larry Kellner mengatakan ia tidak akan mencalonkan diri untuk dipilih kembali. Calhoun mengatakan kepada para analis bahwa ia tidak berpikir kedatangan Ortberg akan menyebabkan perombakan kepemimpinan besar-besaran di Boeing. Stephanie Pope, kepala Boeing Commercial Airplanes, dipandang sebagai kandidat yang mungkin untuk menggantikan Calhoun. "Dugaan saya, dia akan merangkul Stephanie dan anggota tim lainnya dengan cara yang besar dan hanya berusaha mendukung pekerjaan mereka," kata Calhoun kepada para analis. Calhoun akan menjadi penasihat khusus bagi dewan hingga Maret 2025, kata Ketua Boeing Steve Mollenkopf pada hari Rabu.
Tak lama setelah kecelakaan pada bulan Januari, Badan Penerbangan Federal AS melarang Boeing untuk meningkatkan produksi jet keluarga 737 MAX yang menjadi sumber pendapatan utamanya di atas 38 unit per bulan, tanpa memperkirakan berapa lama pembatasan tersebut akan berlangsung. West mengatakan Boeing telah membuat pesawat jauh di bawah level tersebut selama beberapa minggu untuk menutupi kesenjangan kualitas, mengonfirmasi laporan Reuters. Ortberg sekarang harus membantu menghidupkan kembali produksi jet 737 dari sekitar 25 unit pada bulan Juni dan Juli menjadi 38 unit pada akhir tahun.
Baca Juga: Kebakaran Lahan di California Menghanguskan Lebih Dari 144.500 hektar Editor: Tri Sulistiowati