JAKARTA. Pemerintah harus cepat tanggap mengantisipasi gerakan kelompok separatis yang mulai menggeliat lagi di Papua. Pengamat politik asal LIPI, Ikrar Nusa Bakti menilai gerakan separatis di Papua kini sudah mulai menggunakan cara politik untuk memperjuangkan kemerdekaan di Papua. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang mereka pakai di masa sebelumnya yang lebih didominasi cara-cara militer, seperti penembakan, pembakaran dan penculikan. Menurut Ikrar, perjuangan melalui cara diplomasi dan politik internasional memang jauh lebih efektif ketimbang perjuangan bersenjata. “Lihat saja apa yang terjadi pada 2 Agustus kemarin di Sentani, Abepura dan Manokwari cara mereka melakukan unjuk rasa sangat peaceful dan memang menimbulkan empati domestik maupun internasional,” ujar Ikrar, Jumat (5/8).Menurut Ikrar, memutus jaringan piolitik yang mereka bangun, khsususnya di skala internasional tidak cukup hanya mengedepankan pendekatan government to government. Sebab, bisa jadi aktor-aktor politik non-negara yang berperan dibalik gerakan separatis itu. “Aktivis kemerdekaan Papua di luar negeri sudah meniru gaya Timor Leste. Anda lihat misalnya bagamana di Amerika ada namanya West Papua Network, di Australia juga ada yang namanya West Papua Freedom Association dan sebagainya. Menurut saya hal-hal semacam itu terus berkembang,” imbuhnya.Sekadar mengigatkan, Rabu lalu (3/8), Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan pemerintah Indonesia tidak khawatir atas gerakan sejumlah orang di Inggris yang berusaha mengembangkan berbagai permasalahan Papua Barat dalam Konferensi Tingkat Tinggi International Lawyer for West Papua (KTT ILWP) yang bertema West Papua, The Road to Freedom. Di dalam seminar itu salah satu nara sumbernya adalah pimpinan kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aktivis Papua merdeka sudah tempuh jalur politik
JAKARTA. Pemerintah harus cepat tanggap mengantisipasi gerakan kelompok separatis yang mulai menggeliat lagi di Papua. Pengamat politik asal LIPI, Ikrar Nusa Bakti menilai gerakan separatis di Papua kini sudah mulai menggunakan cara politik untuk memperjuangkan kemerdekaan di Papua. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang mereka pakai di masa sebelumnya yang lebih didominasi cara-cara militer, seperti penembakan, pembakaran dan penculikan. Menurut Ikrar, perjuangan melalui cara diplomasi dan politik internasional memang jauh lebih efektif ketimbang perjuangan bersenjata. “Lihat saja apa yang terjadi pada 2 Agustus kemarin di Sentani, Abepura dan Manokwari cara mereka melakukan unjuk rasa sangat peaceful dan memang menimbulkan empati domestik maupun internasional,” ujar Ikrar, Jumat (5/8).Menurut Ikrar, memutus jaringan piolitik yang mereka bangun, khsususnya di skala internasional tidak cukup hanya mengedepankan pendekatan government to government. Sebab, bisa jadi aktor-aktor politik non-negara yang berperan dibalik gerakan separatis itu. “Aktivis kemerdekaan Papua di luar negeri sudah meniru gaya Timor Leste. Anda lihat misalnya bagamana di Amerika ada namanya West Papua Network, di Australia juga ada yang namanya West Papua Freedom Association dan sebagainya. Menurut saya hal-hal semacam itu terus berkembang,” imbuhnya.Sekadar mengigatkan, Rabu lalu (3/8), Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan pemerintah Indonesia tidak khawatir atas gerakan sejumlah orang di Inggris yang berusaha mengembangkan berbagai permasalahan Papua Barat dalam Konferensi Tingkat Tinggi International Lawyer for West Papua (KTT ILWP) yang bertema West Papua, The Road to Freedom. Di dalam seminar itu salah satu nara sumbernya adalah pimpinan kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News