JAKARTA. Ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia tak berimbas pada aktivitas perekonomian. Sebab, aktivitas perekonomian mempunyai kepentingan yang berbeda. Deputi Menko Perindustrian dan Perdagangan Edi Putra mengatakan, ekspor dari dan ke Malaysia akan jalan terus. "Pelaku usahanya sudah dari dulu sama. Lagipula kalau dengan Malaysia kita lebih banyak investasinya daripada perdagangannya," kata Edi.Edi menambahkan, kegiatan perekonomian Indonesia dan Malaysia sebetulnya lebih berupa pengiriman barang dari investasi di sektor riil yang dilakukan masing-masing negara. Misalnya, pengusaha Malaysia memiliki kebun kelapa sawit di Indonesia, produk hulunya kemudian dikirim ke Malaysia untuk diolah lagi di sana sebelum hasilnya diekspor ke negara-negara lain.Pendapat senada keluar dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofyan Wanandi. "Saya belum melihat secara ekonomi kita akan terganggu. Masalah ketegangan ini lebih banyak di bidang politik. Pengusaha tidak merasa terlibat di dalam konflik-konfli."Akan tetapi, Sofyan menambahkan, jika memang konflik kian memanas dan sampai menghambat aktivitas perekonomian maka Indonesia maupun Malaysia akan sama-sama dirugikan. Bedanya, Malaysia punya potensi kerugian lebih besar. Hal ini dikarenakan Malaysia punya investasi cukup besar di Indonesia mulai dari sektor perkebunan, perbankan, sampai telekomunikasi. "Tapi kita juga pasti akan dirugikan. Investasi Malaysia memberikan lapangan pekerjaan juga bagi masyarakat kita, " katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aktivitas ekonomi dengan Malaysia belum terganggu
JAKARTA. Ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia tak berimbas pada aktivitas perekonomian. Sebab, aktivitas perekonomian mempunyai kepentingan yang berbeda. Deputi Menko Perindustrian dan Perdagangan Edi Putra mengatakan, ekspor dari dan ke Malaysia akan jalan terus. "Pelaku usahanya sudah dari dulu sama. Lagipula kalau dengan Malaysia kita lebih banyak investasinya daripada perdagangannya," kata Edi.Edi menambahkan, kegiatan perekonomian Indonesia dan Malaysia sebetulnya lebih berupa pengiriman barang dari investasi di sektor riil yang dilakukan masing-masing negara. Misalnya, pengusaha Malaysia memiliki kebun kelapa sawit di Indonesia, produk hulunya kemudian dikirim ke Malaysia untuk diolah lagi di sana sebelum hasilnya diekspor ke negara-negara lain.Pendapat senada keluar dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofyan Wanandi. "Saya belum melihat secara ekonomi kita akan terganggu. Masalah ketegangan ini lebih banyak di bidang politik. Pengusaha tidak merasa terlibat di dalam konflik-konfli."Akan tetapi, Sofyan menambahkan, jika memang konflik kian memanas dan sampai menghambat aktivitas perekonomian maka Indonesia maupun Malaysia akan sama-sama dirugikan. Bedanya, Malaysia punya potensi kerugian lebih besar. Hal ini dikarenakan Malaysia punya investasi cukup besar di Indonesia mulai dari sektor perkebunan, perbankan, sampai telekomunikasi. "Tapi kita juga pasti akan dirugikan. Investasi Malaysia memberikan lapangan pekerjaan juga bagi masyarakat kita, " katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News