KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai sektor perbankan mempunyai prospek yang cerah ke depannya seiring membaiknya ekonomi. Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyatakan, kinerja perbankan akan didorong oleh sejumlah sentimen. Terutama pemulihan aktivitas ekonomi dan industri yang dapat mengembalikan kegiatan bisnis para debitur kepada kondisi yang lebih baik. “Sehingga mereka dapat kembali melunasi kewajibannya kepada bank, dan apabila memungkinkan, juga dapat menambah pinjaman baru,” ungkap Robertus ketika dihubungi Kontan, Rabu (28/4).
Baca Juga: Kinerja membaik, analis rekomendasikan saham-saham perbankan ini Menurutnya, orang, perusahaan ataupun UMKM akan mengambil kredit apabila ada peluang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Robertus melanjutkan, diharapkan beban pencadangan atas penurunan nilai kredit tidak sebesar tahun lalu, serta diproyeksikan berangsur pulih mulai kuartal II, II, sampai kuartal IV mendatang. Sampai kuartal pertama tahun ini, sejumlah perbankan sudah merilis laporan keuangan periode Januari-Maret 2021. PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal I 2021. Keuntungan yang dikantongi sepanjang Januari-Maret mencapai Rp 5,9 triliun, turun 25,2% secara tahunan atau
year on year (yoy). Akan tetapi, jika dibandingkan tiga bulan terakhir tahun lalu, laba bersih Bank Mandiri justru meningkat pesat hingga 91,5%. Sebelumnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) melaporkan peningkatan net profit secara kuartalan hingga 360,9%, meskipun turun 43,9% secara yoy. Laba bersih BNI di kuartal I-2021 bahkan sudah sekitar 70% dari laba sepanjang tahun lalu. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) meraih pertumbuhan laba bersih baik secara tahunan maupun kuartalan masing-masing 36,7% dan 29,6%. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) menorehkan pertumbuhan secara tahunan sebesar 7% dan secara kuartalan justru terkoreksi 0,8%.
Baca Juga: Begini rekomendasi saham Adaro Energy (ADRO) di tengah sentimen harga batubara Ia mengatakan, realisasi kinerja perbankan pada kuartal pertama ini masih sesuai proyeksi. Program vaksinasi Covid-19 juga menjadi salah satu sentimen positif bagi sektor perbankan karena mendorong pemulihan aktivitas ekonomi. Robertus menjagokan saham BBCA dan merekomendasikan
buy saham BBCA dengan TP di Rp 37.500 yang mengimplikasikan 4.1 kali rasio PBV tahun 2021. Robertus bilang, meskipun secara PBV masih lebih tinggi dari bank-bank BUKU IV lainnya, namun profitabilitas yang tinggi dan kualitas aset yang lebih baik menjadikan BBCA lebih layak menjadi pilihan investasi karena menjanjikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi.
Berdasarkan RTI, sekarang ini saham BBCA diperdagangkan dengan PBV 4,36 kali. Pada perdagangan Rabu (28/4) harga saham BBCA turun 1,33% ke harga Rp 31.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi