Aktivitas manufaktur melambat, inflasi produsen China stagnan pada Juni



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Inflasi produsen di China pada Juni stagnan alias tidak ada pertumbuhan dibanding periode yang sama tahun lalu. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran perlambatan aktivitas manufaktur akan semakin menyeret perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, inflasi konsumen naik karena kurangnya pasokan yang dipicu oleh wabah demam babi Afrika dan cuaca ekstrim yang mendorong kenaikan harga daging babi dan buah-buahan.

Mengutip Reuters, Biro Statistik Nasional CHina mengatakan indeks harga produsen (PPI) China pada Juni flat dibanding Juni 2018. Angka ini lebih rendah dari prediksi ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan PPI China pada Juni masih bisa tumbuh 0,3%. Sebagai perbandingan, pada Mei lalu inflasi produsen di China tercatat 0,6%.


Meski China dan AS mencapai gencatan senjata dalam perang dagang, para ekonomi memperkirakan tekanan yang berkelanjutan pada ekonomi China berasal dari langkah para produsen yang mengalihkan lebih banyak produksinya ke luar negeri untuk menghindari tarif AS atas barang-barang buatan China.

Aktivitas pabrik China menyusut lebih dari yang diperkirakan pada Juni karena tarif dan permintaan domestik yang lebih lemah membuat pesanan barang baru melorot.

Perdana Menteri Li Keqiang awal bulan ini berjanji untuk mengimplementasikan pemangkasan rasio persyaratan cadangan (RRR) untuk mendukung perusahaan kecil dan swasta. Hal ini menambah harapan adanya langkah stimulus lebih lanjut.

Namun di saat yang sama, Keqiang dan pembuat kebijakan China lainnya telah menegaskan bahwa China tidak akan mengguyur stimulus berskala besar.

Indeks harga konsumen (CPI) pada Juni naik 2,7% secara tahunan, didorong oleh harga kenaikan harga makanan. Harga buah melonjak 42,7% dibanding periode yang sama tahun lalu, sementara harga daging babi naik 21,1%.

Editor: Herlina Kartika Dewi